Siklus Alamiah

Sejauh mana pun kamu pergi dan membuang masa lalu, itu tak akan pernah pergi meninggalkamu.

Sekuat apa pun kamu berusaha mejauhi semua yang berhubungan dengan masa lampau, kamu tidak akan pernah berhasil dan sia-sia.

Ketika kamu mengabaikan beberapa pesan singkat atau tak ingin menerima panggilan dari orang-orang di masa lalu untuk memutus semua rantai kata yang sudah terjalin hingga membuatmu menjadi sangat jahat, itu juga tak akan pernah berhasil.

Sebuah rindu tak akan pernah hilang dari jiwa-jiwa yang hidup.

Dia hanya ingin mengulang semua hal indah yang pernah terlewati bersama.

Aku hanya ingin berbagi semua rasa yang mereka rasakan.

Kami hanya ingin bercerita tentang kisah hidup mereka.

Mereka hanya ingin mengatakan betapa mereka merindukanmu, kicauanmu, senyum dan gelak tawamu.

Dan sekuat apa pun kamu menahannya hingga membuang rasa rindu itu, bahwa sesungguhnya kamu pun merasakan hal yang sama, bahwa sesungguhnya kamu merindukan mereka.

Ketika rindu itu akan membekukan kehidupanmu, sesungguhnya kamu merindukan rindu itu.

Ketika tak ada kata yang bisa terucap, maka batinlah yang mampu melakukan pekerjaannya sendiri.

Meski tanpa kata, ketika kamu merindukan aku, bahwa aku pun merasakan hal yang sama. Ketika mereka merindukan dan mengingatku, aku pun merindukan dan mengingat mereka. Ketika kamu merasakan sakit itu, aku pun merasakan kesakitan itu.

Kami semua merasakan hal yang sama ketika sendiri, sepi, dan kehilangan.

Kasih dan benci melebur menjadi satu. Kadang menjadi doa. Kadang menjadi harapan. Kadang membiarkan itu menjadi apa pun.

Alam, angin, udara, kemiripan, peristiwa, jalan, tempat, dan perputaran roda waktu yang membawa semua itu pada kepekaan jiwa kita.

Mereka menjadi “jembatan” dan penghubung yang tak akan pernah runtuh untuk perjalanan hidup semua makhluk bumi.

“Jembatan” itu akan selalu terbentang untuk menghubungkan masa itu dengan masa ini.

Mereka mampu memperbaiki dan menyatukan hubungan waktu lalu dan waktu kini menjadi lebih indah dari sebelumnya, jika kita menginginkannya.

Meskipun semua media komunikasi telah kamu jauhi, meskipun kamu telah “membutakan” matamu, “menulikan” telingamu, dan memalingkan wajahmu, namun akan selalu ada sesuatu atau seseorang yang secara alami akan menghampirimu, kemudian mengatakan dan membisikkan sesuatu melalui celah-celah jiwamu.

Sekuat dan sejauh mana pun kamu berusaha berlari menjauhi suatu masa, kamu tak akan pernah menemukan garis akhir untuk mengakhirinya.

Karena sesungguhnya kita sudah terhubung satu sama lain dalam satu lingkaran yang tak pernah berakhir.

Leave a Reply

Next Post

Andai Kamu Besar Nanti

Wed Feb 13 , 2013
  Airmata Ibu tak bisa berhenti mengalir ketika memandangi ragaku terbujur kaku dibungkus selimut putih dengan selang yang menempel di salah satu bagian wajahku. Selang itu membantu mempertahankan nafasku agar tetap berada dalam jasadku. Selang yang lainnya menempel di tanganku untuk memberi tubuhku cairan sebagai pengganti makanan daya tahan tubuh […]

Kamu mungkin suka