Diary klub membaca anak; pentas musikal anak-anak.
Selama bulan Mei saya dan anak-anak sama sekali tak melakukan kegiatan Reading Club dikarenakan sibuknya persiapan kegiatan akhir tahun sekolah, dari membuat soal, pelaksanaan ujian, mengoreksi hasil ujian, merekap nilai, dan lain sebagainya. Namun, kegiatan kami tak berhenti begitu saja. Ketika semua pekerjaan wajib saya sudah selesai saya kerjakan, saya meminta mereka untuk tampil di pentas seni di acara wisuda kelas 6. Tentunya, dengan senang hati dan penuh semangat mereka bersedia melakukan itu.
Rencana pertama saya adalah saya ingin mereka melakukan permainan peran/drama yang pernah mereka lakukan pada pertemuan lalu, tapi saya pikir dengan waktu yang sangat sempit rasanya tak mungkin. Akhirnya, saya mendapat ide tentang drama musikal. Mereka sedikit melakukan dialog satu sama lain, kemudian menarikan sebuah lagu. Lagu Sherina yang berjudul Kembali Ke Sekolah saya pikir cukup bagus untuk penampilan mereka di acara itu. Lalu saya tinggal memikirkan dialog apa yang berhubungan dengan lagu tersebut.
Memikirkan itu selama 2 hari di sela kegiatan saya, dan muncullah kata-kata ini:
Naufal: “Hey temen-temen, hari ini kan kita ada acara perpisahan kakak kelas 6, kita mau kasih pentas apa nih?”
Temen-temen : “mmmmm apa ya?” (clingak clinguk ke kanan dan ke kiri sambil berpikir)
Irsyad : Pak guru dan bu guru punya ide? (melihat ke arah pak guru Bintang dan bu guru Novi)
Tiara: Gimana kalo kita nari???
Bintang: boleh boleh, tapi sebelum kalian nari, pak guru mau bilang sesuatu; satu guru (menunjuk ke arah Novi), satu siswa (menunjuk ke Dini), satu pulpen (Novi memberikan Dini pulpen), satu buku bisa merubah dunia (Novi memberi buku itu ke Kenanga).
Kenanga membuka buku itu, membacanya satu baris setelah itu mengoper buku itu ke teman di sampingnya, dan begitu seterusnya. Isi tulisan dalam buku:
“Ini bukan akhir belajar bagi kakak-kakak kelas 6.
ini adalah awal masa depan.
Kakak-kakak masih mendengar suara bel yang berbunyi nyaring.
Waktu yang cepat berganti.
Bertemu teman-teman yang menyenangkan.
Dan guru-guru yang membimbing kakak mencapai ilmu setinggi awan di tempat belajar yang baru.
Jika Tuhan berkehendak kita akan bertemu dalam kesuksesan.
Dan dunia akan tersenyum bahagia.”
Setelah mereka selesai membaca tulisan itu, saya memainkan lagu Kembali Ke Sekolah, kemudian mereka menarikan lagu tersebut dengan gerakan-gerakan yang saya arahkan.
Dalam waktu seminggu sebelum acara, anak-anak berlatih sangat antusias.
Namun, sungguh sangaaaaat amaaaat disayangkan, pada hari ini, 13 Juni 2015, di hari wisuda dan perpisahan kelas 6 berlangsung saya tidak merekam kegiatan itu. Saya terlalu fokus pada performa mereka dan mengurusi secara teknis, begitu pun dengan para guru. Dan sungguh, mereka melakukannya dengan sangat kompak dan sempurna. Justru para orangtua mereka yang mengambil beberapa gambar dan merekam mereka untuk jadi kenangan jika mereka tak lagi anak-anak. Saya berharap, bisa mendapatkan satu video dari salah satu orangtua yang memiliki rekaman itu suatu saat. Hanya satu gambar di bawah ini yang bisa saya bagi di sini.
NB: Kata-kata “satu guru, satu siswa, satu pulpen, dan satu buku bisa mengubah dunia”, adalah kata-kata yang terinspirasi dari Malala Yousafzai (seorang gadis muslim pemberani di dunia yang sangat peduli dengan pendidikan) ketika menyampaikan speech-nya di Perserikatan Bangsa Bangsa. Dalam speech-nya ia mengatakan “one child, one teacher, one book, and one pen can change the world.”