Diary klub membaca anak; anak-anak belajar membaca puisi.
Sabtu, 7 November 2015. Tugas anak-anak kali ini adalah membaca puisi. Saya mengambil 2 judul puisi anak. 1 puisi bertema tentang ibu dan 1 puisi bertema tentang sahabat. Anak-anak tidak hanya membaca puisi untuk mereka sendiri, tapi mereka harus membacanya di depan teman-temannya dengan ekspresif. Namun, saya tahu, anak-anak akan sangat keberatan melakukan itu dengan berbagai alasan. Jadi, saya memberikan mereka 2 pilihan.
Pilihan pertama, pastinya, mereka membacakan puisi tersebut di depan teman-teman. Pilihan kedua, mereka (satu per satu) masuk ke dalam ruangan, membaca puisi itu, kemudian, saya merekam dengan kamera telepon genggam, lalu memutarnya dengan proyektor semua rekaman itu untuk memberi koreksi. Dan pilihan terbanyak adalah pilihan kedua.
Dengan acak saya memanggil anak satu per satu ke dalam ruangan. Harapan saya ketika anak-anak membaca puisi tentang ibu, mereka terharu bahkan menitikkan air mata. Tapi ternyata, ekspresi mereka semua datar ketika membacakannya. Setelah semua selesai membaca, saya mengatakan pada mereka bahwa mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik, hanya kurang ekpresif ketika membaca puisi tentang ibu.
Kemudian, dengan serempak mereka mengatakan bahwa mereka malu lebih ekspresif meskipun secara teknik, hanya saya yang menonton. 😀