The Others (2001)

Film The Others merupakan film bergenre horor misteri. Entah sudah berapa kali saya menonton film yang disutradarai dan ditulis oleh Alejandro Amenábar ini. Banyak hal yang bisa saya gali dalam film ini. Baru saja saya membaca informasi di Wikipedia ternyata film ini juga mendapat banyak penghargaan.

Pertama kali menonton film ini saya dibuat ternganga-nganga (bingung bahasanya apa 😅) dengan jalan akhir ceritanya. Jalan cerita yang tak pernah saya duga seperti film-film horor lainnya.

Cerita berawal dari teriakan Grace Stewart (Nicole Kidman) di tempat tidurnya. Ia tinggal di sebuah rumah yang sangat besar dan agak tua di Jersey, The Channel Island, 1945. Tipikal rumah horor yang penuh dengan misteri.

Kemudian datang seorang ibu tua, Mrs. Bertha Mills (Fionnula Flanagan), seorang bapak tua, Mr. Edmund Tuttle (Eric Sykes), dan seorang gadis bisu, Lydia (Elaine Cassidy). Grace mengira mereka datang ke rumahnya untuk bekerja. Namun ketiga orang itu meng-iya-kan apa yang diminta oleh Grace tanpa mengatakan apapun. Grace memiliki dua anak, Anne (Alakina Mann) dan Nicholas (James Bentley).

Kedua anak Grace tidak bisa terpapar cahaya matahari. Jadi, ketika mereka ingin keluar ruangan, seluruh ruang harus ditutup dan hanya sedikit cahaya lentera saja yang menerangi mereka. Jika sedikit saja mereka terkena sinar matahari kulit mereka akan melepuh dan sulit bernafas.

Grace adalah seorang penganut agama yang taat. Setiap hari kedua anaknya harus mempelajari semua yang tertulis di Kitab (injil). Mereka harus mempercayai isinya dan tak boleh membantahnya. Grace percaya bahwa setelah mati, anak-anak pembohong akan masuk ke dalam Limbo (neraka yang ditulis dalam kitab tersebut). Hal itu selalu ia katakan pada Nicholas dan Anne ketika mereka tak menuruti apa yang diinginkan Grace.

Nicholas adalah anak laki-laki yang sangat penakut, sedangkan Anne adalah anak perempuan yang sangat cerdas dan sensitif juga sedikit jahil pada Nicholas. Anne selalu mengkritisi apa yang ia baca. Ia juga bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu ia senang sekali menakut-nakuti adiknya yang cengeng dan penakut. Sementara ibunya susah sekali mempercayai Anne. Beberapa kali ia dihukum oleh Grace karena ulahnya. Ia selalu dihukum dengan membaca buku atau Kitab di ruang yang terpisah dengan Nicholas.

Di ruang tersebut, Anne kenal dengan seorang “teman” yang mungkin seumuran dengannya bernama Victor (Alexander Vince), juga keluarganya. Anne menyebut mereka hantu. Grace tak percaya pada Anne bahwa ada orang lain di rumahnya. Meskipun ia mendengar suara tangisan yang ia pikir itu adalah anak-anaknya, suara piano, dan pintu yang terbuka padahal ia yakin sekali sudah menguncinya, ia masih tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Anne benar.

Ketika mengikuti alur cerita The Others, penonton akan terus dibawa ke dalam cerita yang tak pernah menduga dengan ending ceritanya. Ketika setelah mengetahui akhir ceritanya, penonton akan dibuat sadar atau penasaran ingin menontonnya lagi bahwa ternyata ada beberapa clue yang tak penonton sadari.

Film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam empat puluh empat menit ini memiliki POV yang belum pernah saya temukan di film horor manapun saat itu. Bagi saya sendiri, The Others adalah ini film yang paling berplot twist yang pernah saya tonton dan memberi impresi yang sangat menarik, makanya saya menonton film ini berkali-kali.

The Others adalah adalah film horor yang tak menghadirkan penampakan hantu yang menyeramkan. Film ini hanya mengandalkan skoring, intonasi dialog, dan setting yang gelap dan nampak terasa dingin. Namun film ini mampu membuat jantung berdebar oleh beberapa adegan yang dihadirkan. Elemen tentang masa-masa perang dunia, psikologikal, dan religiositas menjadi bagian dari cerita film ini.  

Beberapa baris kalimat di akhir cerita menjadi kalimat favorit saya dan dan bisa relate untuk kehidupan yang kita jalani, 

The intruders are leaving, but the others will come. Now, sometimes we senses them, but the other times we won’t. But that’s the way it’s always been.”

Dari kalimat inilah kata “the others” bisa mengacu pada para pengganggu, penyusup, atau orang lain yang datang untuk menguasai suatu tempat atau kondisi.

Dalam pelukan Grace, Anne menanyakan sesuatu yang pernah ia baca dalam Kitab tentang pembuangan orang yang sudah mati ke Limbo. Dan ketika mendapati keadaan yang baru mereka sadari, Grace hanya bisa mengatakan:

I don’t know if there even is Limbo. I’m no wiser than you are. I do know that I love you. I’ve always loved you. And this house is ours.

Baris kalimat yang nampak sederhana, namun memiliki makna yang sangat dalam.

Kata-kata,

This house is ours.

Baris kalimat tersebut seperti membawa saya pada keyakinan dan memberanikan saya (yang sedikit penakut, hehe) bahwa tidak ada satupun yang boleh mengambil dan mengusik apa yang sudah menjadi milik kita. Dalam hal ini saya mengacu pada makhluk tak kasat mata. Namun kata “house” di sini bisa memiliki banyak interpretasi seperti keluarga, negara, atau tempat apapun yang harus kita pertahankan dari orang luar yang ingin mengambilnya.

Bagi pecinta film horor ringan, film ini tentunya layak untuk ditonton. Maksudnya ringan adalah tidak adanya penampakan hantu yang menyeramkan, mengagetkan, dan suara-suara yang bikin jantung berdegup lebih kencang. Namun untuk isi cerita, bagi saya film ini memiliki cerita yang berat. Saya menonton film ini beberapa kali untuk menggali banyak hal menarik yang bisa saya ambil dari film ini.

 

Nilai: 5/5

https://youtu.be/aweTapylfQQ

Leave a Reply

Next Post

The Circle (2017)

Sat Oct 7 , 2017
The Circle merupakan film drama, fiksi-ilmiah, thriller Amerika. Film original Netflix ini diangkat dari buku dengan judul yang sama yang ditulis oleh Dave Egger tahun 2013. Film yang berdurasi kurang lebih satu jam lima puluh menit ini disutradarai dan ditulis oleh James Ponsoldt. The Circle rilis premier di Tribeca Film […]

Kamu mungkin suka