Setelah kesuksesan Ayat-ayat Cinta pada tahun 2008, di tahun ini para pecinta karya Habiburrahman El-Shirazy atau yang dikenal dengan panggilan Kang Abik sudah tak sabar untuk menonton Ayat-ayat Cinta 2 yang sudah tayang 21 Desember ini. Ayat-ayat Cinta 2 disutradarai oleh Guntur Suhardjanto, dan skenarionya ditulis oleh Alim Sudio dan Ifan Ismail.
Ayat-ayat Cinta 2 masih dimainkan oleh Fedi Nuril sebagai Fahri bin Abdullah, namun untuk pemeran Aisha bukan lagi dimainkan oleh Rianti Cartwright melainkan Dewi Sandra. Di Ayat-ayat Cinta 2 ini diceritakan bahwa Fahri adalah dosen dan pengusaha yang sukses di Edinburgh. Namun kali ini ia hidup tidak bersama Aisha. Aisha pergi menjadi relawan di jalur Gaza dan tak ada kabar beritanya. Namun Fahri optimis akan bertemu Aisha kembali.
Fahri bukan hanya laki-laki yang cerdas dan sukses, tapi ia juga memiliki wajah yang rupawan. Banyak wanita yang menyukainya, dari mahasiswanya, pegawai perempuan minimarket miliknya, sampai sepupu Aisha pun, Hulya (Tatjana Saphira), menaruh hati padanya.
Fahri tinggal di lingkungan tetangga yang berbeda agama dengannya dan sangat membenci Fahri yang beragama Islam. Keira (Chelsea Islam), adik laki-laki dan ibunya, mereka adalah tetangga depan rumah Fahri yang sangat membenci Fahri. Keira dan adiknya menganggap bahwa kematian ayah mereka yang jadi korban bom di London adalah karena orang-orang Islam. Begitupun dengan tetangga samping rumah Fahri, Granny Christina (Dewi Irawan), seorang yahudi, ia juga membenci Fahri karena beragama Islam. Namun semua kebencian itu tidak dibalas kebencian oleh Fahri. Ia membalas semua kebencian itu dengan kebaikan-kebaikan pada mereka, yang diketahui atau tidak diketahui oleh mereka.
Bedanya dengan Ayat-ayat Cinta sebelumnya, di Ayat-ayat Cinta 2 ini lebih mengangkat isu agama, khususnya islam yang selalu dikaitkan dengan terorisme. Melalui tokoh Fahri pada satu perdebatan di depan orang-orang yang benci pada islam atau biasa disebut Islamphobia, film ini menyampaikan bahwa:
Hal yang paling layak untuk kita cintai adalah cinta itu sendiri. Dan hal yang paling layak kita musuhi bersama adalah permusuhan itu sendiri.”
Kalimat itu disampaikan oleh Fahri pada saat ia menyampaikan pidato singkatnya di acara debat tentang konflik yang ada di Timur Tengah dan konflik tentang kemanusiaan, terutama mengenai Palestina dan Israel. Dalam pidatonya ia mengutip kata-kata di atas dari seorang pemikir Turki, Badiuzzaman Said Nursi. Maksud kalimat di atas adalah apabila membenci sesuatu jangan membencinya secara keseluruhan, menganggap bahwa semua yang ada di dalamnya buruk dan bersalah. Tapi bencilah kezaliman atau tindakannya. Intinya tidak mengeneralisasi sesuatu.
Ide cerita film ini sangat bagus dan ringan untuk ditangkap ide ceritanya. Namun akhir ceritanya tak mudah ditebak. Beberapa pemain pembantu seperti Pandji Pragiwaksono yang berperan sebagai Hulusi (asisten pribadi Fahri) dan Arie Untung yang berperan sebagai Misbah (teman Fahri) menjadi pelengkap yang sangat amat memberi suasana hangat film ini atas kejenakaan mereka ?Tanpa mereka barangkali film ini akan sangat serius.
Ayat-ayat Cinta 2 sangat recommended untuk ditonton, baik untuk yang beragama Islam atau bukan. Karena dalam film ini banyak pesan-pesan yang berkaitan dengan agama dan pandangan-pandangan yang tak seimbang di sisi atau pihak tertentu. Melalui tokoh Fahri, ayat-ayat Tuhan disampaikan dengan penuh kasih dan bijaksana.
Satu kutipan yang menempel di kepala saya dari film ini pada saat Fahri dituduh sebagai seorang teroris dan harus meninggalkan kampus tempat dimana ia mengajar:
Kadang kita harus mundur sedikit hanya supaya bisa melompat lebih jauh.” -Fahri-
Nilai: 5/5