Rebel in the Rye merupakan film drama biografi yang menceritakan tentang kehidupan penulis Jerome David Salinger atau disingkat dengan J.D Salinger atau biasa dipanggil Jerry. Film ini mengangkat kisah hidupnya yang tak pernah diceritakan ke publik. Cerita Rebel in the Rye disutradarai dan ditulis oleh Danny Strong yang diadopsi dari buku yang ditulis oleh Kenneth Slawenski dengan judul J.D Salinger: A Life Raised High.
Tokoh J.D Salinger atau Jerry diperankan oleh Nicholas Hoult. Jerry adalah seorang pemuda yang sangat terobsesi dengan menulis. Ia bahkan mengatakan:
I’ve always found fiction so much truthful than reality. And yes, I’m aware of the irony.”
Bagi Jerry menulis sudah menjadi rutinitas yang tak bisa dilepaskan dalam hidupnya. Ibu Jerry mendukung apa yang disukai oleh Jerry, tapi tidak dengan ayahnya. Ayah Jerry menginginkan ia meneruskan bisnis keluarga dengan meneruskan bisnis mendistribusikan keju dan susu. Karena pekerjaan itu lebih cepat mendapatkan uang dibanding menjadi seorang penulis. Namun alasan itu tak menggoyahkan keinginan Jerry. Ia tetap memilih menjadi seorang penulis. Ia ingin mengembangkan bakat menulisnya dan menjadi penulis profesional dengan masuk ke akademi Creative Writing. Di tempat itu ia bertemu dengan dosen Whit Burnett (Kevin Spacey) yang membimbing juga mendukungnya dalam hal kepenulisan. Di kelas pertamanya sang dosen mengatakan:
“There’s nothing more sacred than story. The Bible, the Koran, the Torah. The stories contained in these books are so powerful that people actually believe that they were written by God.”
Kata-kata tersebut membuat Jerry semakin berhasrat dengan dunia menulis. Selesai kelas, Jerry mendatangi Whit ke tempat dimana ia biasa menikmati segelas kopi. Setelah memulai pembicaran ringan, Jerry mengatakan pada Whit:
“My voice overwhelming the story. I always thought my voice is what defines me as a writer.”
Whit sangat memahami hasrat menulis Jerry. Ia selalu mendukungnya, memberi semangat dengan kata-kata yang membangkitkan semangat Jerry untuk menulis.
Berkali-kali Jerry menulis cerita pendek lalu dikirimkan ke penerbit, berkali-kali pula ia ditolak oleh penerbit. Jerry merasa bahwa ia tidak berbakat menulis karena selalu ditolak penerbit. Ia hampir putus asa. Namun Whit tak berhenti menyemangati Jerry, bahkan ia mempublikasikan cerita pendek yang Jerry tulis dimasukkan ke dalam buku antologi dengan membayarnya $25. Hasil pertamanya dari menulis.
Hidup dalam masa perang dunia II (1939-1945), membuat Jerry harus mengikuti pelatihan militer. Ia harus menghentikan kegiatan menulisnya di saat salah satu cerpennya yang masuk ke dalam The New Yorker, dan karir menulisnya mulai beranjak. Ia harus fokus pada peperangan. Namun cerita dan menulis sudah mendarah-daging bagi Jerry dan ia mengabdikan hidupnya untuk menulis.
Dalam suasana perangpun Jerry masih tetap menulis. Ketika perang tidak dalam situasi yang menegangkan ia mulai menuliskan sesuatu yang bercerita di kepalanya. Ia bilang:
That’s one of the things I love the most about writing. Your mind keeps on working on your stories whether you’ve got a pen or a gun in your hand. It just never stop creating.”
Setelah perang usai, Jerry mulai mecoba menulis lagi dan menyelesaikan novelnya dengan tokoh Holden Caulfield yang sudah lama ingin ia selesaikan ceritanya. Karakter tersebut sangat personal baginya. Setelah rampung novel itu ia beri judul The Catcher in the Rye. Novel itu menjadi debut novelnya pada tahun 1951 dan membuatnya dikenal banyak orang.
Selain menceritakan tentang karir menulis J.D Salinger, film ini juga menceritakan kisah asmara Jerry dengan Oona O’neill (Zoey Deutch), Sylvia Welter (Anna Bullard) yang ia nikahi hanya beberapa bulan kemudian bercerai, dan Claire Douglas (Lucy Boynton) sebagai istri keduanya dan memberinya 3 orang anak dan berakhir dengan perceraian.
Jalan cerita Rebel in the Rye sangat menarik. Kisah ini menunjukkan proses, sisi-sisi dan gaya, perjalanan menjadi seorang penulis sejati, mencari dan menemukan jati diri melalui menulis, mengapa, untuk apa menulis dan menjadi penulis.
“I want to create a new form of writing a modern form about modern society in which the pain of our existence is laid out truthfully for everyone to see.”J.D Salinger.
Nilai: 4/5