“Aku tau, pasti kamu kan yang ngumpetin squishyku!?” Tuduh Seril pada Sasa.
“Apa buktinya aku ngumpetin squishymu?”
“Waktu squishyku ilang kan Kak Sasa ada di rumah.”
“Aku sakit juga gara-gara kamu nggak sabaran pulang duluan. Sekarang kamu nuduh aku ngumpetin squishy itu.”
“Terus kenapa squishy-ku ada di bawah tempat tidur ayah bunda?” Seril masih bersikeras.
“Mana aku tau! Hantu kali yang mainin squishy-mu.” Timpal Sasa sambil sedikit menakuti Seril.
“Kak Sasaaa, bisa nggak berhenti ngomongin hantu.” Seril mulai meringis.
Meskipun tubuh Seril lebih tinggi dan besar daripada kakaknya, tapi anak itu selalu merinding jika ada seseorang yang membicarakan masalah hantu. Nyalinya langsung ciut.
“Udah udah, nggak usah banyak alasan! Sekarang lunasi hutangmu nemenin aku ngerjain PR.”
“Aaaah malesin deh Kak Sasa…..”
“Mbak Nun, dari hari ini sampai 2 hari ke depan Mbak Nun bisa tidur lebih awal. Seril bakal nemenin aku belajar. Ya kan, Ril?!” Ujar Sasa dengan nada meledek Seril.
“Mbak Nun si ikut perintah aja.”
Sasa terbilang kakak yang suka meledek dan jahil sekali. Ia sering sekali membuat Seril menangis karena ulahnya yang keterlaluan. Sebagai kakak ia juga sering mengintimidasi Seril. Ia selalu menggunakan ‘kekuasaannya’ sebagai kakak untuk memerintah Seril. Tapi anehnya, Seril tak pernah bisa berjauhan dengan Sasa dalam waktu yang lama dan selalu bisa mengalah dalam banyak hal.
Di ruang keluarga yang cukup besar, Seril duduk di depan TV nampak masih tak terima dengan kesepatan yang tak bisa ia cabut kembali. Bibirnya manyum dan sesekali menggerutu.
***
Sudah 3 kali Seril mengisi gelasnya. Sedangkan beberapa cemilan hanya tinggal bungkusnya saja berserakan di atas meja persegi panjang yang dipakai untuk Sasa dan Seril belajar. Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Seisi rumah sudah terlelap. Rumah yang cukup besar itu nampak lengang dan kosong. Sasa masih fokus pada tugasnya, sementara Seril sudah tak bisa menahan mulutnya untuk tak menguap.
“Kak Sasa, aku udah ngantuk banget nih. Cepetan ngerjain tugasnya!”
“Sabar Ril, masih 1 pelajaran lagi nih. Eh Ril, tolong cariin artinya redeemed dong!”
“Cari aja sendiri di GoogleTranslate di Iphone kamu?”
“Duh Ril aku males buka Iphone-ku. Emang kamu udah selesai nonton konser Seventeen?”
Sedari awal, untuk mengilangkan kebosanan, Seril tak berhenti menonton boyband korea favoritnya di YouTube.
“Kak Sasa, aku udah ngantuk banget nih! Berapa lama lagi sih?!”
“Udah lah Ril, semakin kamu itungin waktunya rasanya akan semakin lama.” Kata Sasa enteng. “Nikmati aja. Atau kamu ……”
“Ssstt, Kak Sasa,” Seril memotong kata-kata yang belum sempat Sasa selesaikan. “Kamu denger suara nggak barusan?”
“Suara apa? Suara cicak?”
“Bukan. Coba deh diem.”
Keduanya diam mencoba mendengarkan suara yang Seril dengar.
“Tuh denger nggak, Kak?”
“Aku nggak denger apa-apa, Ril! Mungkin itu cuma halusinasi kamu aja karena ngantuk.”
“Kak Sasa, udah ya? Yuk kita tidur aja.” Seril merayu dengan suara manjanya.
“PR ku belom selesai, Ril.”
“Kan bisa besok lagi dilanjutin.”
“Aku takut nih. Aku jadi inget Om Zulhan yang baru meninggal kemaren…..”
“Sssst…..” Gantian Sasa yang memotong kata-kata Seril. “Iya Ril aku barusan denger suara. Coba deh kamu diem.”
“Tuh kan Kak Sasa. Aku jadi merinding kan. Yuk ah tidur!”
Keduanya diam dan suara yang didengar oleh Sasa dan Seril terdengar makin jelas. Suara itu berbunyi seperti suara ketukan. Namun Sesekali suara itu terdengar seperti suara lemari yang terbuka pintunya.
“Ayo kita cari dari mana asal suara itu?” Ajak Sasa.
“Aduh nggak deh. Kak Sasa aja.”
“Emang kamu berani kalo aku tinggal sendirian.”
Seril tak ada pilihan. Ia bangkit dari duduknya dan mengikuti Sasa dari belakang sambil memegang erat sisi baju Sasa. Mereka menuju ke arah tangga. Karena mereka yakin suara itu berasal dari lantai atas. Kaki Sasa mulai menginjak tangga pertama. Diikuti oleh langkah Seril.
“Aaarhhhhh…..”
Keduanya berteriak dan terjatuh dari beberapa anak tangga. Sasa menindih tubuh Seril.
“Kak Sasa, Dek Seril, kalian nggak apa-apa?”
“Aduh pantatku. Kepalaku sakiiiit ……”
“Aduh kakiku. Aw aaaaw tanganku…..”
“Mbak Nun bikin takut kita aja sih. Kita pikir suara hantu.” Kata Sasa sambil meringis kesakitan.
“Mbak Nun laper Kak, mau cari makanan.”
***
Baca cerita sebelumnya Misteri Hilangnya Squishy Kesayangan
Baca cerita selanjutnya K-pop Bikin Kepo