Indonesia memiliki lebih dari 721 bahasa daerah. Diantara ratusan bahasa daerah tersebut, yang paling banyak sebarannya adalah di Papua dan Kalimantan, sedangkan yang paling sedikit adalah di pulau Jawa. Menurut jumlah penuturnya, bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia secara berturut-turut adalah: Bahasa Jawa (80 juta penutur), Melayu-Indonesia, Sunda, Madura, Batak, Minangkabau, Bugis, Aceh, Bali, Banjar. (Sumber Wikipedia)
Membaca sumber di atas, berarti bahasa betawi termasuk bahasa yang tidak terlalu banyak digunakan di Indonesia. Lahir dan besar di Bekasi, bahasa betawi merupakan bahasa yang sudah akrab di telinga saya karena bahasa tersebut merupakan bahasa tutur Enyak (nenek) Baba (kakek) saya. Banyak yang bilang kota Bekasi adalah pinggirannya Jakarta. Makanya bahasa Betawi orang Bekasi asli disebutnya bahasa Betawi Bekasi. Beberapa kata dalam bahasa Betawi Bekasi merupakan serapan dari bahasa Jawa dan Sunda.
Dalam sehari-hari sebenernya saya ama keluarga kagak pake bahasa Betawi atau Bekasi. Make bahasanya bahasa Indonesia aja atau bahasa yang kagak baku. Bapak saya yang orang Bekasi asli ge kagak pernah ngomong Betawi ama anak-anaknya. Saya ge kagak banyak ngarti bahasa betawi. Cuma kalo saya ngomong bahasa Indonesia logat saya bisa Bekasi bangat beberapa tahun belakangan ini. Kayaknya mah kebawa ama temen kerja yang sama-sama orang asli Bekasi. Makanya nulis beginian biar saya bisa inget ama belajar banyak kata-kata bahasa Betawi. Belajar bareng nyok!
Kata-kata yang saya tulis dibawah ini adalah kata-kata yang sering saya denger dari Enyak (nenek) ama Encing (Bibi) saya kalo mereka lagi ngomong.
- Abang: Kakak Laki-laki
- Abong: Masa
- Ama: Dengan/Bersama
- Ambek/ngambek: Tersinggung/Marah
- Anggurin: Didiemin/dicuekin
- Angob: Menguap
- Antep/diatepin: Dibiarin
- Awak: Badan
- Awang: Males
- Awur/Diawur: Sebar/disebar
- Baba: Bapak
- Bae: saja/sehat/sembuh
- Bacot: Sering Berbicara hal yang tak seharusnya
- Banda: Harta
- Bagel: Timpuk
- Bagen: Biarkan saja
- Bale: Tempat duduk besar yang terbuat dari kayu (bisa buat duduk bisa buat tidur-tidurran)
- Bangke: Bangkai
- Bangkis: Bersin
- Bangor: Nakal
- Bangkotan: Udah tua
- Bebuyutan: Dari dulu
- Bedegeng: Keras kepala
- Bendo: Golok
- Begawe: Bekerja
- Bego: Tolol (halus)
- Bejad: Jelek akhlaknya
- Bejibun: Banyak sekali
- Bejubel: Penuh orang
- Bekoar: Bicara terus
- Belaga: Pura-pura
- Belagu: Sombong
- Belepotan: kotor
- Belonjoran: Duduk meluruskan kedua kaki
- Benahin: Merapikan
- Beol/Berak: Buang air besar
- Beset: Robek
- Bini: Istri
- Bogel: Kuntet
- Bopong/Dibopong: Angkat/Diangkat
- Boto: Cantik
- Budeg: Kurang pendengaran
- Bokor: Sejenis mangkuk besar untuk sayur
- Butut: Rusak/tak layak pakai
- Cekokin: Diminumkan
- Celamitan: Minta makanan orang yang sedang dimakan
- Celentang: Membaringkan badan
- Cengeng: Sering menangis
- Comot: Ambil
- Congor: Mulut
- Comberan: Tempat aliran air yang kotor
- Dablek: Keras kepala
- Danta: Jelas
- Demen: Suka
- Dedemenan: Pacar
- Demek: Belum terlalu kering
- Demplon: Montok
- Deprok/Ngedeprok: Duduk di bawah atau di lantai
- Jinke: Jinjit
- Dongkol: Kesal
- Eluh: Kamu
- Emak: Ibu
- Encang: Paman
- Encing: Bibi (Adik perempuan dari orangtua)
- Eneng: Panggilan sayang (baik) untuk anak perempuan
- Engkong: Kakek
- Entong: Panggilan sayang (baik) untuk anak laki-laki
- Gacoan: Sesuatu yang diandalkan
- Ganjen: Genit
- Gaplok: Tampar
- Gegerawakan: Teriak-teriak
- Gelendotan: Menyandar pada tubuh orang lain
- Genjot: Mengayuh
- Geprak/Digeprak: Pukul/Dipukul
- Geroan: Memanggil
- Getap: Rajin
- Gidah: Mempersilakan pergi
- Girang: Senang
- Godot/Digodot: Memotong/Dipotong dengan menggunakan gergaji
- Gompal: Tumpul
- Gonjet: Tidak rata
- Grobok: Lemari makan
- Gua: Saya
- Jamban: Tempat buang air besar jaman dulu
- Idep: Sudah Paham Banyak hal/Sehat pikira
- Ilok: Masa iya
- jaro: Pagar
- Jorogin: Dorong dari belakang
- Kagak/Ora: Tidak
- Kekeban: Menutup sesuatu dengan selimut atau kain
- Kekedik: Menggaruk
- Kepladug: Tersandung
- Klebes: Basah kuyup
- Koan: Iya kan
- Kolor: Celana pendek
- Koret: Pelit
- Kudu: Harus
- Lanang: Anak laki-laki
- Ledes: Lecet
- Lega: Luas
- Lepek: Basah kuyup
- Lelet: Lambat sekali
- Longgar: Kebesaran
- Mampet: Tersumbat
- Medit: Pelit
- Menor: Dandan berlebihan
- Manyum: Cemberut
- Mendusin: Bangun tidur sebentar lalu tidur lagi
- Mindo: Makan nasi untuk kedua kalinya
- Mpok: Kakak
- Murun: Barangkali
- Nandak: Joget
- Nanan: Tidak peduli
- Nepa: Menular
- Ngangon: Mengembala
- Nyayab: Selalu keluar rumah
- Nyarap: Sarapan
- Ngendon: Diam di satu tempat
- Ngibul: Bohong
- Ngintilin: Mengikuti
- Nulad: Meniru
- Numpak: Naik (kendaraan)
- Nyeker: Tidak memakai alas kaki
- Nyelonong: Lewat tanpa permisi
- Nyengir: Senyum
- Ogah: Tidak mau
- Olok: Cepat habis
- Oyok-oyokan: Kejar-kejarran
- Pangkeng: Tempat tidur yang terbuat dari besi
- Paranin: Menjemput
- Saban: Tiap
- Sonoh: Sana
- Sumur: Kamar mandi
- Taek: Naik
- Tiban/ketiban: Tindih/tertindih
- Topo: Kain lap
- Tubruk: Menabrak
- Tuman: Kebiasaan
- Udag/Diudag-udag: Kejar/Dikejar-kejar
- Nyuyup: Menyeruput
- Wadon: Wanita
Kira-kira cuma segitu dah kata-kata bahasa Betawi Bekasi yang saya ngarti kalo Enyak atau orang Betawi lagi ngomong. Kalo orang Betawi udah ngomong pan kayak orang marah-marah tuh lantaran nada suaranya tinggi. Padahal mah emang dari sononya begitu, bukan lagi marah-marah. Begitu dah, kuan.