Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tak akan lepas dari bahasa. Karena bahasa adalah satu-satunya alat komunikasi yang digunakan oleh manusia.
Seseorang yang bekerja yang berkenaan dengan bahasa, seperti guru bahasa, penerjemah, pengarang atau penulis, wartawan, dan lain sebagainya pasti akan bertemu dengan masalah-masalah linguistik. Tanpa pengetahuan yang memadai mengenai ilmu linguistik, maka kita akan mengalami kesulitan dalam memahami masalah-masalah linguistik.
Menurut Drs. Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Linguistik Umum, secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Perancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda) diturunkan dari bahasa Latin lingua yang berarti ‘bahasa’. Dalam bahasa Roman yaitu bahasa-bahasa yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin, terdapat kata yang serupa atau mirip dengan kata Latin ‘lingua’ tersebut. Antara lain, lingua dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa Spanyol, lange (dan langage) dalam bahasa Perancis. Bahasa Inggris yang mengambilnya dari langage menggunakan bentuk language. Namun tidak diketahui apakah bahasa Arab Lughotun berkaitan dengan uraian kata-kata di atas.
Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya.
Sebagai ilmu, linguistik juga memiliki sejarah yang panjang. Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya ruwet, saling berlawanan, dan membingungkan, terutama bagi para pemula.
Istilah tradisional dalam linguistik sering dipertentangkan dengan istilah struktural, sehingga dalam pendidikan formal ada istilah tata bahasa tradisional dan tata bahasa struktural.
Studi bahasa pada zaman Yunani mempunyai sejarah yang sangat panjang, yaitu dari kurang lebih abad ke-5 S.M sampai kurang lebih abad ke-2 M. Para filsuf Yunani mempertanyakan, apakah bahasa itu bersifat alami (fisis) atau bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya adalah bahwa bahasa tersebut memiliki hubungan asal usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti diluar manusia itu sendiri.
Dari studi bahasa pada zaman Yunani, kita mengenal nama beberapa kaum atau tokoh yang memiliki peranan besar dalam studi bahasa, seperti kaum Sophis, Plato, Aristoteles, kaum Stoik, kaum Alexandrian.
Studi bahasa dalam bahasa Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani dan munculnya kerajaan Romawi. Boleh dikatakan bahwa orang Romawi mendapat pengalaman dalam bidang linguitik dari orang orang Yunani, dan terus berkembang hingga saat ini.
Sumber tulisan: Lunguistik Umum. Penulis: Drs. Abdul Chaer. Penerbit: Rineka Cipta. Buku cetakan kedua, Juni 2003.