Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak merupakan film drama Indonesia. Film ini disutradarai oleh Mouly Surya dan cerita asli ditulis oleh Garin Nugroho. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak rilis pada 16 November 2017.
Sebelum tayang di bioskop-bioskop Indonesia, film ini sudah terlebih dahulu masuk seleksi festival film internasional, diantaranya: Festival Film Cannes, New Zealand International Film Festival, Melbourne Film Festival, dan Toronto International Film Festival. Dalam acara Sitges Fantastic International Film Festival yang digelar di Catalina, Spanyol tahun 2017, Marsha Timothy, sang pemeran utama dalam film ini, memenangkan penghargaan sebagai Aktris Terbaik atas perannya sebagai Marlina dalam film ini. Ia mengalahkan aktris Hollywood ternama, Nicole Kidman, yang juga menjadi nominasi dalam kategori ini.
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak mengisahkan tentang kisah Marlina (Marsha Timothy) yang tinggal di padang sabana Sumba, Nusa Tenggara Timur, bersama suaminya yang sudah menjadi mumi yang ia letakkan di pojok ruang tengah rumahnya. Seperti judulnya, cerita film ini dibagi dalam 4 acts atau babak. Namun pembunuhan tidak terjadi di semua babak.
Act I atau babak ke-1: The Robbery atau Perampokan
Pada suatu malam, 7 orang laki-laki mendatangi rumah Marlina untuk merampok ternaknya; 10 babi, 10 kambing, dan 2 ayam. Ke-7 perampok itu datang tidak seperti perampok yang kasar. Mereka datang seperti bertamu, tapi dengan ancaman, salah satunya adalah memperkosa Marlina secara bergantian. 5 perampok berada di dalam rumah Marlina, sementara 2 perampok berada di luar. Markus (Egi Fedly), salah satu perampok paling tua dari 6 perampok lainnya, meminta dimasakkan sup ayam. Marlina memasukkan racun ke dalam sup yang ia masak. 4 perampok yang sudah menyantap makan malam sambil menunggu giliran untuk menyetubuhi Marlina mati karena racun dari sup ayam tersebut. Sedangkan Markus menunggu Marlina di dalam kamar dan siap memperkosa Marlina tanpa ia tahu bahwa ke-4 temannya sudah mati. Untuk berjaga-jaga, Marlina sudah menyiapkan golok di samping tempat tidurnya.
Act II atau babak ke-2: The Journey atau Perjalanan
Dengan membawa kepala Markus, Marlina pergi ke kantor polisi. Di jalan, ketika menunggu mobil angkutan, seorang wanita yang sedang hamil 10 bulan, Novi (Dea Panendra), memanggilnya dan meminta Marlina untuk bersama-sama menunggu mobil angkutan yang datang satu atau dua jam sekali. Tujuan Novi adalah untuk mencari suaminya, Umbu, yang tak pulang-pulang. 2 perampok, Franz (Yoga Pratama) dan Niko, yang ke luar dari rumah Marlina malam itu mendatangi rumah Marlina lalu mendapati 5 teman mereka tewas dan Markus tanpa kepala.
Act III atau babak ke-3: The Confession atau Pengakuan
Marlina sampai di kantor polisi, kemudian melaporkan dan menceritakan pada polisi apa yang terjadi malam itu.
Act IV atau babak ke-4: The Birth atau Kelahiran
Novi berhasil menemui Umbu. Bukan sambutan baik dari suaminya, Novi malah mendapatkan tamparan, fitnah, dan perlakuan kasar dari Umbu, lalu meninggalkan Novi yang sedang hamil tua itu. Sungguh tega. Franz mengatakan hal buruk tentang Novi pada Umbu. Franz tahu bahwa Novi mengetahui keberadaan Marlina. Dengan menyandera Novi, Franz meminta Marlina untuk pulang ke rumahnya dan membawa kepala Markus. Di babak ini penentuan dari semua babak. Akan berakhir seperti apa nasib Marlina dan Novi juga kandungannya.
Alur cerita Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak maju. Cerita film ini sederhana, tak banyak kata atau dialog tapi menarik. Garis besar cerita film ini sebagian besar tentang seksualitas dalam arti lain. Sedikit vulgar namun masih dalam batasan karakter dan budaya Indonesia. Salah satu adegan ketika Marlina diperkosa memang bukan tipikal adegan yang lazim dilakukan aktor Indonesia. Namun saya melihat adegan itu memang bagian dari salah satu bagian penting dalam cerita film ini, bukan termasuk pornoaksi. Dan Marsha Timothy melakukannya dengan sangat baik.
Hal yang menarik dari cerita film ini adalah musik backsound dan sinematografi yang sangat artistik. Dalam beberapa adegan menunjukkan pemandangan rumput luas, perbukitan, dan jalanan padang sabana Sumba yang sangat cantik, bulan purnama, awan gelap yang bergerak pelan, serta matahari terbit dan tenggelam. Pantas lah film ini masuk ke ajang festival film internasional.
Nilai: 4.5/5