The Catcher Was a Spy merupakan film mata-mata biografi yang diangkat berdasarkan kejadian nyata yang ditulis oleh Nicholas Dawidoff dengan judul buku yang sama, The Catcher Was a Spy. Film ini disutradarai oleh Ben Lewin dan ditulis oleh Robert Rodat. The Catcher Was a Spy rilis pada 22 Juni 2018.
Tahun 1938, Ilmuwan Jerman memisahkan atom untuk pertama kalinya dan era nuklir dilahirkan. Nazi memberi tugas untuk membuat bom atom kepada fisikawan peraih nobel Werner Heisenberg. Sebagai tanggapan, pemerintah Amerika Serikat mengirim pemain bisbol Yahudi untuk menghabisinya. Nama pemain bisbol tersebut adalah Morris “Moe” Berg.
The Catcher Was a Spy mengisahkan tentang seorang mantan pemain bisbol, Morris “Moe” Berg (Paul Rudd), yang bergabung di pemerintahan Amerika Serikat pada masa perang dunia II dengan menjadi seorang mata-mata yang ditugaskan untuk membunuh seorang fisikawan Jerman, Werner Heisenberg (Mark Strong). Bukan hanya memiliki perawakan yang menarik dan wajah yang tampan, Moe juga memiliki kemampuan 7 bahasa.
Pada saat menjalankan misi tersebut, Moe seperti merasa dilema. Di satu sisi, ia nampak sangat mengagumi kecerdasan pikiran Werner Heisenberg dengan membaca tulisannya dalam bukunya, juga kuliahnya di kelas. Namun di sisi lain, ia harus membela negaranya.
I’m ready to die for my country.”
Alur The Catcher Was a Spy maju mundur. Jalan cerita film ini sama seperti cerita-cerita film biografi lainnya yang pernah saya tonton. Tak ada konflik yang pelik. Cerita bergerak apa adanya se-natural mungkin, tidak mendramatisasi cerita.
Berlokasi di Zurich, Swiss, tahun 1944, penonton dibawa ke masa perang dengan kostum dan bangunan-bangunan khas masa-masa itu. Oleh karena waktu yang terjadi dalam cerita film ini adalah masa perang dan era nuklir, cerita film ini menghubungkan perang dengan ilmu fisika, lantaran berkaitan dengan bom atom.
Nilai: 3/5