Green Book merupakan film drama-komedi biografi Amerika. Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata dari seorang pianis Amerika-Afrika, Don Shirley dan Tony Vallelonga, yang bekerja sebagai sopir dan pengawal Don Shirley ketika ia melakukan tur konser ke daerah barat dan selatan Amerika.
Green Book disutradarai oleh Peter Farelly dan ditulis oleh Peter Farelly, Brian Heyes Currie, dan Nick Vallelonga (anak Tony Vallelonga). Cerita ditulis berdasarkan wawancara Nick Vallelonga kepada ayahnya dan Don Shirley, juga surat-surat yang ditulis oleh ayahnya kepada ibunya, Dolores, selama tur.
Film yang berdurasi selama kurang lebih dua jam sepuluh menit ini rilis premier di Toronto International Film Festival pada 11 September 2018 dan memenangkan penghargaan di ajang People Choice Award serta beberapa penghargaan lainnya yang berbeda. Sedangkan rilis di Amerika Serikat pada 16 November 2018.
Green Book mengisahkan tentang seorang pianis dan sopir yang merangkap sebagai pengawal atau sebaliknya. Latar waktu film ini terjadi pada tahun 1962.
Tony Vallelonga atau Tony Lip (Viggo Mortensen) adalah seorang bouncer atau tukang pukul atau penjaga di salah satu klub malam. Ia harus kehilangan pekerjaannya karena klub tersebut sedang direnovasi akibat perkelahian yang terjadi.
Sambil menunggu pekerjaan, seorang teman menawarkan Tony sebuah pekerjaan akan tetapi ia harus melakukan wawancara terlebih dahulu. Ia pun mendatangi tempat tersebut dan harus melakukan wawancara juga prosedur yang harus dilakukan sama seperti pelamar pekerjaan yang lainnya.
Tiba giliran Tony melakukan wawancara. Ia harus menunggu beberapa menit di salah satu ruangan. Dan kemudian seorang berkulit hitam memakai pakaian semacam pakaian ciri khas negara tertentu dengan warna mencolok datang dan duduk di kursi “kebesaran”-nya. Laki-laki itu bernama Donald Shirley atau Don Shirley (Mahershala Ali). Selain seorang pianis, Shirley juga seorang dokter.
Langsung pada pekerjaan yang harus Tony lakukan, Shirley mengatakan bahwa Tony bukan hanya menjadi sopirnya selama tur, akan tetapi ia harus mengatur dan memenuhi semua apa yang dibutuhkan selama Tony bersamanya dalam kurun waktu delapan bulan.
Tony langsung menolak pekerjaan tersebut karena terlalu berat baginya jika ia harus melakukan semua pekerjaan selain menjadi sopir pribadi dan harus meninggalkan istrinya, Dolores (Linda Cardellini), dan dua anaknya selama berbulan-bulan.
Namun Shirley merasa cocok bahwa Tony akan mampu melakukan apa yang ia butuhkan. Dengan sedikit bujukan dan kesepakatan, Shirley berhasil membuat Tony mau bekerja untuknya dengan pengajuan syarat dari Tony bahwa ia harus pulang pada saat natal.
Dari satu kota ke kota lain, Tony menemani Shirley yang kadang membuat masalah sebelum konser. Akan tetapi Shirley pula yang membuat Tony menjadi manusia yang lebih baik.
Saling melengkapi dan menjadi manusia yang lebih baik menjadi salah satu ide cerita film ini. Sedikit rasis tentang kulit hitam diangkat dalam film ini. Tidak seperti kulit hitam lainnya, karakter Don Shirley cukup berbeda. Ia tipikal orang negro yang bersih, tak suka hal yang kotor (seperti makan dengan tangan atau pun makan-makanan yang berminyak), kata-katanya sangat tertata dan berbobot, selalu tampil rapi, dan sedikit cool.
Ada satu adegan yang cukup kontras di durasi satu jam dua menit-an pada saat mobil Shirley mogok tepat di depan orang-orang berkulit hitam yang sedang bercocok tanam di ladang di cuaca panas, sedangkan Shirley duduk manis di dalam mobil dan keluar mobil kemudian dilayani dengan baik oleh sopir atau pengawalnya.
Rangkaian cerita Green Book cukup sederhana. Cerita hanya berpusat pada dua karakter dengan konflik yang tak terlalu rumit. Meskipun demikian, terdapat satu adegan yang manis dan menarik dalam film ini menurut saya. Yakni ketika Tony Lip menulis surat kepada istrinya tiap kali ia berada di satu kota tentang apa yang terjadi dan ia rasakan. Karakter Tony yang agak slengean, cuek, masa bodo, dan apa adanya diajarkan oleh Shirley cara menulis surat dengan kata-kata yang sedikit puitis dan romantis dengan bahasa yang tertata. Dengan isi tulisan tersebut membuat Dolores yang jauh dari sang suami cukup merasa senang dan tersanjung.
Yang bisa saya simpulkan dari inti kisah ini adalah bagaimana seorang atasan memperlakukan karyawannya dengan baik dan sopan ketika sang karyawan bersikap apa adanya di hadapan bosnya tanpa menyakiti dengan kata-kata ataupun sikap yang buruk sedikitpun kepada sang bawahan. Dan hal itu sama sekali tak membuat sang bos tidak memberikan hak-hak karyawan yang harus dipenuhi sesuai dengan kesepakatan. Pada akhirnya dua karakter yang berbeda ini saling melengkapi.
Thank you for sharing your husband with me.”
Barisan kata tersebut seperti kata-kata penghormatan yang tinggi dari seorang atasan (Don Shirley) kepada istri bawahannya (Dolores) yang rela ditinggal oleh suaminya selama berbulan-bulan karena tuntutan pekerjaan.
Nilai: ∗∗∗∗/5