The Professor (2019)

Membaca judul film The Professor saya pikir film ini akan berhubungan lekat dengan dunia akademis. Ada sih, tetapi inti dari cerita film ini tentang hidup sang profesor itu sendiri.

The Professor merupakan film drama komedi Amerika. Judul original film ini adalah Richard Says Goodbye. Film yang dibintangi oleh Johnny Depp ini disutradarai dan ditulis oleh Wayne Roberts.

Selain Johnny Depp, The Professor dibintangi oleh Zoey Deutch, Rosemarie DeWitt, Odessa Young, Denny Huston, Ron Livingston, dan beberapa aktor lain yang mendukung film ini.

Film yang memiliki durasi selama kurang lebih satu jam tiga puluh satu menit ini rilis premier di Zurich Film Festival pada 5 Oktober 2018, dan rilis di Amerika Serikat oleh Saban Films pada 17 Mei 2019.

The Professor mengisahkan seorang professor Bahasa Inggris, Richard Brown (Johnny Depp), yang didiagnosa mengidap kanker paru-paru stadium 4. Dokter mengatakan bahwa hidupnya hanya tinggal satu tahun lagi jika ia menjalankan perawatan atau 6 bulan lagi jika ia tidak menjalankan perawatan. Dan Richard memilih tidak menjalankan perawatan.

Pada saat makan malam bersama istri, Veronica (Rosemarie DeWitt), dan anak perempuannya, Olivia (Odessa Young), masing-masing dari mereka membuat sebuah pengakuan. Veronica mengaku berselingkuh dengan bos Richard, Henry Wright (Ron Livingston), sedangkan anak perempuannya mengaku seorang lesbian karena mencintai teman perempuannya.

Menanggapi hal tersebut, Richard sama sekali tidak marah, serta memilih tidak mengatakan pada istri dan anaknya bahwa ia mengidap kanker yang akan segera meninggal dalam waktu beberapa bulan lagi.

Sebagai seorang profesor Bahasa Inggris, Richard terbilang dosen yang konyol, menjadi diri apa adanya, sangat terbuka, ‘gila’, berani, dan bebas. Oleh karena karakternya tersebut, ia berkata jujur kepada para mahasiswa yang berada di kelasnya harus siap dengan materi, cara belajar, dan penilaian yang akan ia berikan. Mereka yang tidak sesuai dengan apa yang Richard sampaikan dipersilakan untuk keluar kelas. Walhasil, hanya ada beberapa mahasiswa yang tetap duduk di kelas Richard, dan salah satunya adalah Claire (Zoey Deutch).

Vonis kanker yang Richard harus terima membuatnya menghabiskan sisa hidupnya dengan berani dan bebas. Salah satunya ia tunjukan dengan menjadi orang yang sangat terbuka atau apa adanya dan cara ia mengajar mahasiswanya. Cara Richard mengajar benar-benar sekehendak hatinya; duduk di atas meja dan terkadang sambil rebahan santai kayak di pantai, selalu belajar di luar kelas dan kampus, dan merokok.

Melihat cara belajar dan mengajar Richard mengingatkan saya pada masa-masa menjadi mahasiswa Sastra Inggris belasan tahun silam di awal-awal semester. Beberapa hal yang hampir sama dilakukan oleh salah satu dosen saya. Namun masih dalam cara yang wajar sesuai dengan tata krama, kebudayaan, dan aturan yang ada di kampus dan negara ini tentunya.

Oke, kembali ke cerita The Professor. Bermain dalam film ini, Johnny Depp berperan menjadi manusia. Bagi penggemar Johnny Depp pasti tahu seperti apa peran-peran yang dimainkan oleh Johnny Depp yang sangat ikonik dengan kostumnya. Dan karakter Richard dalam film ini sangat manusiawi.

Meskipun cerita film ini nampak sangat serius, namun beberapa humor diselipkan di dalamnya. Ekspresi Johnny Depp yang serius, entah kenapa, selalu terlihat lucu di mata saya pada saat ia berlakon dan berkata dalam beberapa adegan.

Seperti yang sudah saya tulis di awal, bahwa cerita The Professor intinya tidak berhubungan dengan akademik. Cerita The Professor lebih mengangkat tentang bagaimana sang professor menghadapi sisa hidupnya dengan caranya sendiri, dengan cara yang berbeda.

Baris kalimat bijaksana Richard untuk mahasiswanya menjadi dialog favorit saya:

The world needs people like you. The world is literally dying for your kind. Embrace that responsibility, and you run with it. Get out there, earn your keep. Give back. It’s not gonna be easy. Never gonna be easy. For much of it, you’ll stand alone, but you’ve got to stand strong. You know, I beg you to not give into mediocrity, like the other 98 percent of the world. Because you would be doing yourselves, and the world, a greatest disservice. You’re all too smart. You’re too smart to let it go to waste. And you’ve got one shot at this. One fu**ing shot. Don’t let a moment of it slip by. Grab it, snatch it up, make it yours. Celebrate every moment, Celebrate every fu**ing breath. I’m telling you life. It’s a birdsong.”

Nilai: ⭐⭐⭐/5

Leave a Reply

Next Post

We Have Always Lived in the Castle (2019)

Thu May 23 , 2019
Film We Have Always Lived in the Castle diangkat dari novel dengan judul yang sama ditulis oleh Shirley Jackson pada 1962. Film drama ini disutradarai oleh Stacie Passon dan ditulis oleh Mark Kruger. Taissa Farmiga, Alexandra Daddario, Sebastian Stan, dan Crispin Glover adalah para aktor inti dari film ini. We […]

Kamu mungkin suka