Pada umumnya gadis berusia 10 tahun menyukai boneka atau hal-hal yang berhubungan dengan anak perempuan yang sesuai dengan usia atau setidaknya menyukai hal yang wajar. Namun tidak dengan Zoe yang berusia 10 tahun dalam film Zilla dan Zoe.
Zoe (Aida Valentine) yang tumbuh tanpa seorang ibu sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan horor. Darah buatan, tulang belulang, boneka tanpa bola mata dan kepala, gambar monster, dan barang-barang horor lainnya mengisi ruang kamarnya, bahkan isi kulkasnya.
Zoe hanya dibesarkan oleh ayahnya, Sal (Greg James), dan ia memiliki kakak perempuan berusia 21, Zilla (Sam Kamerman), seorang lesbian.
Zoe sangat terobsesi untuk membuat film horor. Dan ia tak ingin membuang kesempatan ketika ia tahu sebuah kontes membuat film horor dengan hadiah yang lumayan menarik untuknya. Namun ayahnya tak terlalu menyukai apa yang Zoe suka dan tentunya tak mendukung apa yang Zoe lakukan.
Demi mengikuti keinginan dan apa yang Zoe suka, ia tetap ingin mengikuti kontes tersebut dengan meminta bantuan temannya, Francis (Holden Goyyete), yang menjadi aktor di dalamnya. Dan proses pernikahan Zilla dan pacarnya Luna atau Lu (Mia Allen) Zoe jadikan sebuah film horor ala anak-anak.
Ada tiga issue yang diangkat dalam film bergenre komedi ini, yaitu peranan menjadi orangtua tunggal, pentingnya menjadi diri sendiri, dan LGBT.
Menjadi orangtua tunggal seperti Sal sangatlah tidak mudah, terlebih lagi ia harus menghadapi dua anak perempuan yang memiliki kepribadian yang jauh berbeda; yang satu gila hal yang berhubungan dengan horor dan yang satu lesbian. Tidak ada sosok seorang ibu menjadi penyebab penyimpangan perilaku kedua anak tersebut.
Menyaksikan cerita dari awal hingga klimaks, saya sempat bertanya-tanya pesan apa yang ingin disampaikan oleh film ini melalui karakter Zoe dan Zilla. Dan jawabannya terdapat di akhir cerita yakni mengenai menjadi diri sendiri.
Adegan-adegan lesbian benar-benar ditunjukkan dalam film ini, meskipun masih dalam taraf wajar. Beberapa satir melalui dialog tentang keyakinan kristiani dan yahudi menjadi bagian film ini.
Dari ketiga isu tersebut, seperti paradoks bagi saya. Saya setuju dan mendukung siapapun untuk menjadi diri sendiri, akan tetapi tidak dengan kasus LGBT.
Film besutan Jessica Scalise dan beberapa kru yang diisi oleh perempuan ini memiliki durasi selama kurang lebih satu jam empat puluh empat menit. Zilla dan Zoe rilis premier pada tahun 2017.
⭐/5 saya beri untuk film Zilla and Zoe.