Serious Men merupakan film drama komedi India yang diangkat berdasarkan novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh Manu Joseph. Film original Netflix ini rilis pada 2 Oktober 2020.
Film Serious Men disutradarai oleh Sudhir Mishra dan ditulis oleh Bhavesh Mandalia, Abhijeet Khuman, Niren Bhatt, dan Nikhil Nair.
Serious Men mengisahkan seorang ayah, Ayyan Mani (Nawazuddin Siddiqui), yang bekerja di Institut Riset Fundamental Nasional dari menjadi asisten hingga menjadi seorang ilmuwan. Ia tinggal di rumah susun yang kumuh bersama istrinya Oja Mani (Indira Tiwari) dan anak laki-lakinya yang berusia 10 tahun, Adi Mani (Aakshath Das), yang memiliki kekurangan dengan pendengarannya dan daya tangkap yang agak lama.
Ingin memberikan pendidikan dan sekolah yang terbaik pada anaknya, dengan segala cara Ayyan berhasil memasukkan Adi ke sekolah bergengsi. Bukan hanya itu, ajaran Ayyan tentang ilmu sains mampu membuat Adi menjadi siswa berprestasi hingga terkenal di penjuru Mumbai dan dijadikan sebagai alat politik. Alih-alih membuat anaknya cerdas dan ingin mengubah hidupnya, sifat ambisius Ayyan justru menghancurkan masa depan Adi.
Film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam lima puluh empat menit ini mengangkat beberapa satir atau kritik tentang sistem pendidikan di India melalui karakter Ayyan dan beberapa baris kalimat yang ia katakan. Diantaranya adalah:
Kasta harus dihentikan. Prestasi adalah segalanya.”
Lupakan warna kulit. Bakat tak mengenal warna.”
Bahwa di India atau di belahan negara yang lain masih ada sistem-sistem atau perlakuan diskriminatif.
Serious Men menyajikan cerita yang ringan namun cukup berbobot. Film Black comedy ini mampu menghibur penonton sekaligus merasa miris dengan kondisi bagaimana Ayyan mendidik Adi, meskipun dengan niat baik akan tetapi dengan cara yang salah. Sebagai seorang anak kecil, Adi tetap seorang anak yang polos dan jujur.
Cerita Serious Men memberi pesan bahwa seorang anak akan hidup sebagaimana orangtua mereka mendidik dan mengasuhnya. Satu kutipan menarik dalam film ini mengenai hal tersebut,
Anak-anak itu seperti bunga. Mereka akan mekar atau mati. Kita harus terus menyiram bijinya. Jika kau membiarkannya, maka dia akan hancur.”