Grimcutty (2022)

Sebuah meme internet menjadi momok menakutkan yang dialami oleh sebuah keluarga. Meme yang membuat satu keluarga hampir saling bunuh itu disebut Grimcutty.

Grimmcutty merupakan film horor Amerika yang disutradarai dan ditulis oleh John Ross. Film yang berdurasi selama satu jam empat puluh menit ini mengisahkan seorang remaja, Asha Chaudhry (Sara Wolfkind), yang tidak bisa lepas dari gawai dan pastinya juga internet. Ketika Asha sedang berselancar di media sosialnya, ia mendapati sebuah meme dengan bertuliskan Grimcutty Challenge, hal itu membuatnya penasaran dan ingin tahu lebih jauh. Sementara itu, kedua orangtuanya, Amir Chaudhry (Usman Ally) dan Leah Chaudhry (Shannyn Sossamon), melarang Asha dan adiknya, Kamran Chaudhry (Callan Farris), untuk tidak menggunakan ponsel sepanjang waktu dan harus meletakkannya di “Detox Box”.

Asha yang tidak bisa hidup tanpa ponsel atau pun gawai seperti laptop, di malam hari, secara diam-diam ia mengambil ponselnya dan menghubungi temannya, Cassidy Johnston (Tate Moore), yang juga mengetahui tentang Grimcutty. Amir dan Leah mendapati Asha tak berada di kamarnya dan ponselnya yang disimpan dan terkunci di dalam “Detox Box” tak ada. Amir sangat marah dan dalam waktu yang bersamaan monster Grimmcutty (Joel Ezra Hebner) muncul mengejar Asha dan menyayat bagian tubuh Asha dengan pisau. Setelah itu monster Grimcutty selalu muncul dan menyerang ketika seorang anak menggunakan gawai yang dibarengi dengan kemarahan orangtuanya.

Dengan ide cerita yang memadukan unsur horor, gawai, sosial media, internet, dan kesehatan mental, menjadikan film Grimcutty menarik untuk ditonton. Yang mana isu tersebut berkaitan erat dengan kehidupan saat ini bahwa hampir semua orang tak bisa hidup tanpa gawai dan internet.

Meskipun jalan dan rangkaian cerita Grimcutty sederhana, namun intesitas yang disuguhkan lumayan terasa bagi penonton. Cerita berjalan mengalir tanpa bertele-tele.

Untuk menjadikan film semakin terkait erat dengan kehidupan masyarakat dan media sosial, cerita Grimcutty memasukkan bagian dari konten yang ada di YouTube seperti ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response).

Secara implisit, film ini memberi pesan kepada penonton bahwa betapa gawai dan media sosial bisa memberi efek yang buruk dan kesan yang kurang baik bagi siapapun jika digunakan tidak sesuai dengan porsi dan semestinya. Grimcutty digambarkan sebagai kemarahan dan kebingungan orangtua oleh anak-anak mereka yang tak bisa lepas dari gawai. Hal itu menjadi kebingungan baik bagi si anak atau pun orangtua dalam menghadapi masalah tersebut.

Beberapa barisan kalimat menarik di akhir cerita film ini dinyatakan oleh Asha yang berbunyi:

If you’re a parent, it’s okay not to understand everything’s going on with us. It doesn’t mean you screwed up somewhere. It just means you’re human, and being human is scary sometimes.”

Film Grimcutty bisa teman-teman tonton dan nikmati di Disney+ Hotstar.

Next Post

English, Language, and Religion

Sun Dec 11 , 2022
Many years ago, English probably is not too familiar in my country, Indonesia, and maybe for some countries in the world. For me, it was really hard to study English at that time. The reason number one was because my father was so religious (he is still religious) and conservative. […]

Kamu mungkin suka