Film A Man Called Otto diangkat dari novel best seller yang berjudul En Man Som Heter Ove atau A Man Called Ove yang ditulis oleh Fedrick Backman pada tahun 2012. Film ini merupakan film adaptasi kedua setelah diadaptasi film Swedia dengan judul yang sama pada tahun 2015.
A Man Called Otto mengisahkan seorang laki-laki tua, Otto Anderson (Tom Hanks), yang kuat sekali dengan karakternya atas peraturan apapun yang harus dipatuhi.
Dari menit-menit awal cerita, film ini sudah menunjukkan karakter Otto yang sangat kuat, agak sedikit pemarah (dalam hal kebenaran), semua harus berada di tempat seharus dan semestinya, tidak boleh ada kesalahan, jika terjadi kesalahan maka ia akan memperbaiki atau membenahi kesalahan tersebut di manapun tanpa takut memarahi orang yang membuat kesalahan atau menyalahi aturan. Namun terlepas dari semua itu, sebenarnya Otto lelaki tua yang sangat baik.
Otto tinggal sendiri di sebuah komplek yang memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi. Ia tak segan-segan memarahi siapa pun yang melanggar atau merusak aturan tersebut. Suatu hari tetangga baru keluarga keturunan Meksiko, Tommy (Manuel Garcia-Rulfo), Marisol (Mariana Treviño), dan dua anak mereka; Abby (Alessandra Perez) dan Luna (Christiana Montaya), menempati rumah seberang rumah Otto. Dari awal kedatangan mereka, apalagi Marisol yang super rame, membuat Otto harus “ikut campur” karena Tommy tidak bisa memarkir mobilnya dengan benar meskipun sudah diarahkan oleh Marisol. Otto memarahi Tommy kemudian membantunya. Sejak saat itu, mereka, terutama Marisol, tak sungkan untuk meminta bantuan atau meminjam sesuatu yang mereka butuhkan meskipun Otto nampak sedikit pemarah. Marisol dan keluarganya mengisi hari-hari Otto.
A Man Called Otto memiliki cerita yang sederhana dan mudah dipahami. Namun kisah ini sangat menarik, emosional, sentimentil, dan menguras air mata. Alur cerita film yang disutradarai oleh Marc Foster ini memiliki perkembangan karakter utama dan cerita yang baik.
Jalan cerita A Man Called Otto maju mundur. Skenario yang ditulis oleh David Magee ini mengusung tema tentang problematika kehidupan sehari-hari dalam bertetangga dan penyelesaiannya. Bukan hanya itu, kesehatan mental juga menjadi bagian isu yang diangkat dalam film ini. Betapa seseorang mencintai pasangannya dan susah sekali untuk menghilangkan semua memori yang melekat di kepala atau membiarakannya tetap ada. Hal itu bisa berdampak baik dan buruk bagi penderitanya. Namun menariknya dalam cerita ini menghadirkan keduanya.
My life was just like black and white before I met Sonya, and she was the colors.” – Otto Anderson –
Durasi dua jam terasa tak membosankan sama sekali. Banyak sekali pesan moral atau pesan-pesan baik yang disampaikan dalam cerita sederhana ini.
Beberapa dialog dan adegan mengundang senyum, tawa, dan menguras air mata. Marisol yang dimainkan oleh Mariana Treviño mampu mengundang tawa sekaligus membuat penonton terharu. Karakter yang ia mainkan sangat mengisi kisah ini.
Akting Tom Hanks tak perlu diragukan lagi, begitu juga dengan pemain lainnya (salah satunya adalah anak Tom Hanks, Truman Hanks, yang memerankan peran Otto Anderson muda) serta dialog-dialog yang mengisi bagian cerita. OST (Original Soundtrack) Til You’re Home yang dinyanyikan oleh Rita Wilson (istri Tom Hanks) dan Sebastián Yatra menambah suasana melankolis bagi penonton.
Saya merasa A Man Called Otto merupakan film drama Amerika terbaik yang pernah saya tonton. Seperti tak memiliki celah untuk melihat hal buruk dari film ini. Film ini mampu membuat saya tertawa dan menguras air mata beberapa kali, serta menyerap pesan yang disampaikan dengan mudah.
Secara garis besar dari keseluruhan cerita A Man Called Otto, pesan yang bisa penonton ambil adalah,
Sesuatu yang baik atau kebaikan yang terus menerus dilakukan meskipun banyak orang yang tak menyukainya, sikap tersebut akan ada orang lain yang melanjutkannya meskipun seseorang yang melakukan hal baik tersebut telah tiada.”