Khanzab merupakan film yang diprakarsai oleh film Makmum (2019) Makmum 2 (2021) yang cukup sukses di pasaran. Sejujurnya, alasan saya menonton film ini pun karena kedua film tersebut. Khanzab tayang di bioskop pada 19 April 2023, namun bagi teman-teman yang belum sempat menonton di bioskop, Khanzab bisa disaksikan streaming di aplikasi Prime Video mobile.
Film yang digarap oleh Anggy Umbara ini mengisahkan tentang seorang anak mantan dukun santet, Rahayu (Yasamin Jasem), yang memiliki masa lalu yang kelam dengan mempunyai seorang ayah, Semedi (Rizky Hanggono), yang berprofesi sebagai dukun santet. Pada saat Semedi tewas, Rahayu menyaksikan sendiri ayahnya dipenggal oleh beberapa orang yang tak menyukai perbuatannya yang dianggap telah menjadi dukun santet dan merugikan banyak orang. Sejak saat itu, dimanapun Rahayu berada, stigma sebagai anak dukun santet menempel pada dirinya dan dianggap memiliki hal yang sama yang dilakukan oleh ayahnya.
Kematian Semedi bukan hanya menyisakan kepedihan dan stigma buruk terhadap Rahayu di mata orang-orang di sekitarnya, terutama di pasar, dimana Rahayu dan ibunya, Nuning (Tika Bravani), mencari uang, namun juga meninggalkan musola yang sebelumnya merupakan rumah yang diwakafkan setelah Semedi meninggal. Musola seharusnya bisa digunakan untuk siapapun yang ingin melakukan ibadah solat, namun musola yang diwakafkan Semedi justru tak banyak yang berani memasukinya karena di dalamnya banyak penampakan makhluk tak kasat mata yang mengganggu siapapun yang sedang solat.
Khanzab adalah jin yang mengganggu manusia saat sedang solat. Dari adegan awal, film ini mampu mencuri perhatian penonton dengan adegan pembunuhan yang sadis dan penampakan yang bikin bulu kuduk merinding pada saat Rahayu sedang solat. Setelah itu, penonton seperti diteror dengan adegan horor dari awal sampai akhir walaupun hanya pada saat tiap adegan solat saja. Meskipun di tiap adegan solat terornya selalu berbeda, akan tetapi pengulangan penampakan di tempat yang sama membuat film ini terasa sedikit membosankan.
Sosok khanzab memang tak terlalu dijelaskan secara jelas dalam film ini, namun film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam empat puluh lima menit ini menyampaikan makna sosok khanzab itu sendiri digeneralisasikan dengan sifat dendam dan amarah adalah tempat setan bersemayam di hati manusia, dan siapapun harus bisa melepaskan itu semua. Sifat itu ada bukan karena hanya khanzab, melainkan sosok yang lebih gelap yang menggunakan khanzab sebagai jembatannya untuk bisa menguasai diri manusia sepenuhnya. Sosok itulah yang ditunggangi dari sifat-sifat iblis yang ada dalam diri setiap manusia.
Adegan yang membuat efek jumpscare tak terlalu terasa bagi saya. Namun satu adegan berhasil bikin bulu kuduk merinding yakni pada saat menyaksikan adegan ketika seseorang sedang solat di musola. Ia disentuh punggungnya berkali-kali dan tiba-tiba ada banyak makmum tak kasat mata menjadi makmum orang tersebut yang di telinganya hanya tedengar suara takbir seperti orang berbisik akan tetapi tak ada sosoknya.
Mengangkat tema persantetan atau perdukunan masih cukup relate dengan kehidupan nyata di Indonesia meskipun zaman sudah semoderen saat ini mengenai tempat industri perdagangan seperti di pasar yang menjadi salah satu setting film ini. Bahwa masih ada pelaku atau pedagang yang memiliki peliharaan alias jin untuk “penglaris” dan sebagainya.
Cerita film Khanzab ditutup dengan salah satu ayat,
Maka dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu; Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” {QS. Al Hajj: 78}
