Ketenangan dan nostalgia berada di bawah laut tiba-tiba berubah menjadi ketegangan.
The Dive mengisahkan seorang Kakak beradik, Drew (Shopie Lowe) dan May (Louisa Krause), yang melakukan perjalanan tahunan mereka dengan melakukan penyelaman di laut. Hal itu biasa mereka lakukan ketika mereka kecil. Sesampainya di laut, mereka mulai menyelam dengan memakai scuba diving dan alat komunikasi untuk bisa saling komunikasi satu sama lain selama di dalam air.
Di satu spot mereka melakukan suatu percakapan yang menciptakan sedikit ketegangan karena suatu konflik yang tak terucapkan diantara mereka berdua, terutama May, sang kakak. Di spot yang lainnya mereka merasa sangat damai dan bernostalgia berada di dalam air. Ketika menyelam lebih dalam, tiba-tiba bebatuan jatuh menimpa mereka dan membuat kaki May terjepit diantara bebatuan tersebut. Suasana pun seketika berubah menjadi ketegangan. Drew sangat panik dan dengan segera harus melakukan sesuatu untuk kakaknya. May meminta Drew untuk mengambil scuba cadangan dengan memberi wejangan,
The calmer you are, the less air you lose.”
Kata-kata itu cukup membantu Drew untuk melakukan apapun demi menyelamatkan May meskipun kondisi tubuhnya tak baik-baik saja. Dengan masalah pernafasan yang terbatas dan pertolongan dari daratan yang sangat minim, kisah ini menciptakan ketegangan-ketegangan dari setiap usaha yang dilakukan oleh Drew.
film yang memacu waktu akan menawarkan banyak momen yang juga memacu adrenalin. Dibangun dengan cerdik oleh sang sutradara Max Erlenwein yang juga menulis skenarionya bersama Joachim Hedén. Kisahnya membawa penonton kepada teka teki ketahanan atau bertahan di bawah air apakah akan tetap hidup atau mati. Ketegangan demi ketegangan dalam menyelematkan May dari usaha yang dilakukan oleh Drew terasa nyata yang menyangkut dengan nyawa seseorang.
Mengambil setting di Malta, ide cerita The Dive cukup menarik dengan menggunakan latar di bawah laut untuk menyuguhkan cerita survival dan sangat emosional. Namun apabila kisahnya tidak dibarengi dengan adegan-adegan yang relevan dan signifikan, maka film-film seperti ini akan membosankan karena banyak bagian yang tak bisa dieksplor dengan setting di dalam air dan daratan sekitarnya, apalagi jika film tersebut diisi dengan pemain yang sangat minim.
Bukan hanya tentang bertahan hidup, The Dive juga menyisipkan unsur psikologi di dalamnya. Kilas balik trauma di masa kanak-kanak mengisi cerita selama May berada di dalam air. Dengan disuguhkannya unsur tersebut, The Dive menyajikan cara yang indah untuk memperbaiki hubungan kakak beradik yang salah satu dari mereka memiliki sebuah luka batin yang tak pernah terungkap ketika mereka kecil.
Di bawah permukaan air, jarak pandangan yang buruk, skoring, OST, berpacu dengan waktu, suara dentuman mampu menciptakan atmosfir ketegangan. Sinematografinya juga sangat epik menampilkan pemandangan, baik di dalam maupun sekitar laut.
Cerita The Dive bukan cerita survival yang paling bagus dengan setting di dalam air yang pernah ada, namun film ini bisa menjadi referensi film yang layak untuk ditonton.