Jalan-jalan ke Rangkasbitung rasanya kurang afdol jika tidak mengunjungi Musuem Multatuli yang berada di Lebak Banten.
Siapa sih Multatuli? Multatuli adalah nama pena dari seorang penulis Belanda Edward Douwes Dekkar yang merupakan penulis buku terkenal yang berjudul Max Havelaar yang ditulis pada 1860. Dalam buku tersebut Multatuli mengisahkan tentang penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, dan hal itu menjadi paradoks karena sebagai seorang Belanda tulen ia malah membela kaum pribumi yang terjajah oleh kolonialis Belanda. Buku tersebut ditulis dengan bentuk cerita fiksi yang berisi tentang kritik kaum kolonialis terhadap kaum pribumi di Hindia Belanda. Dari buku tersebut, Multatuli telah mengilhami bukan hanya karya sastra di Indonesia, akan tetapi ia telah menggubah semangat kebangsaan di Indonesia.
Okay kembali ke Museum Multatuli. Lokasi Museum ini tidak terlalu jauh dari Stasiun Rangkasbitung yakni di Jln. Alun-Alun Timur No.8, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Lokasi tempat ini berdampingan dengan Perpustakaan Saidjah Adinda, berseberang dengan alun-alun Rangkasbitung, dan berdekatan dengan masjid agung Al-Araf.
Untuk masuk ke Museum Multatuli, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar IDR 2000. Gedung museum ini tidak terlalu besar akan tetapi memiliki pelataran yang cukup luas. Di dalamnya, pengunjung dapat mengetahui sejarah kopi di Indonesia dan apa yang terjadi pada masa penjajahan di Hindia Belanda.
Untuk menjangkau Museum Multatuli tidak sulit. Pengunjung bisa menggunakan angkutan atau transportasi umum dari stasiun Rangkasbitung, atau berjalan jalan kaki sambil menikmati jalanan dan suasana Lebak Banten.