Sering kali, pikiran bawah sadar kita sangat berpengaruh dengan perasaan dan tindakan yang kita lakukan dalam sebuah situasi dan kondisi. Bahkan terkadang kita lupa di waktu mana kita berada saat ini. Tak menyadari bahwa kita sedang berada di masa kini, di saat ini, dan di momen ini.
Semua hal bermula dari pikiran. Pikiranmu tergantung dengan apa yang kamu konsumsi setiap hari. Pun dengan lingkungan di mana kamu menghabiskan waktu setiap hari.
Pikiran bisa seenaknya tumbuh kapan saja meskipun tanpa ditanam. Hanya dengan asal disebar tanpa media atau alat apapun, pikiran yang dibiarkan tumbuh akan tetap tumbuh dengan subur. Itu sebabnya, sebaiknya kamu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat memberikan ide kebenaran terbaik yang dapat bekerja untukmu.
Kamu bisa membawa pikiran-pikiranmu ketika kamu berjalan dengan pikiran yang damai dan menyerap gagasan rasional yang penting untukmu.
Mengobservasi diri sendiri sangat penting. Dari situ, kita bisa menyadari bila ada sesuatu yang salah dengan diri kita. Lalu mencari solusinya.
Ketika kamu mengambil dan melakukan solusi yang salah, akan ada dampak yang terasa merugikan bahkan aneh yang terjadi dalam hidupmu. Namun tetap berpikir positif. Everything happens for a reason. Kalimat pamungkas itu sering dijadikan pembenaran di setiap peristiwa yang terjadi.
Kadang kita menghibur diri dan hati dengan pikiran alam bawah sadar. Tak jarang, justru sesuatu yang tak diharapkan terjadi, kemudian pikiran menjadi kacau, abu-abu, dan arah yang tak pasti.
Sering kali kita sulit membedakan mana yang nyata dan ilusi. Kita lupa dengan diri ini, tubuh dan jiwa ini. Lupa dengan nafas ini. Lupa dengan daging yang selalu ada bersama tubuh ini. Lupa dengan tulang yang selalu ada bersama kita dalam setiap kegiatan yang memudahkan gerakan kita. Lupa dengan udara yang kita hirup di setiap detik hidup kita.
Kamu berpikir bahwa kamu sedang tersesat. Mencari tujuan dan tempat yang nyaman untuk ditinggali, sebuah rumah atau tempat tinggal impian dengan kehidupan yang ideal. Berjalan jauh ribuan atau bahkan ratusan kilo meter, tetapi tak jua menemukan sebuah destinasi. Kamu tahu kenapa? Karena tak ada kehidupan yang benar-benar ideal di dunia ini.
Namun tak ada yang sia-sia bila kita berusaha. Akan ada hal yang berguna yang merubah dan membantu arah pikiran kita dari apa yang kita lihat, dengar, dan dalami. Lalu mencari dan melakukan banyak cara, hingga kita sadar bahwa rumah kita adalah diri dan pikiran kita sendiri.
Ya, seperti hal nya sebuah rumah, pikiran pun perlu penataan dengan baik agar terasa nyaman dari segi penempatan maupun fungsinya. Satu-satunya yang mampu melakukan itu adalah si pemilik rumah itu sendiri; aku, kamu, kita. Diri kita sendiri.
What’s done is done. What’s gone is gone. The lesson that we can take in every uncomfortable situation is we have to keep moving on or we’ll die.