The 15:17 to Paris merupakan film drama Amerika yang diangkat berdasarkan kisah nyata dari buku autobiografi yang berjudul The 15:17 to Paris: The True Story of Terrorist, a Train, and Three American Heroes yang ditulis oleh Jefrey E. Stern, Spencer Stone, Anthony Sadler, Alek Skarlator. Film ini disutradarai oleh Clint Eastwood dan ditulis oleh Dorothy Blyskal. Film The 15:17 to Paris rilis di Amerika pada 9 Februari 2018.
Film ini mengisahkan tentang 3 sahabat; Spencer Stone, Anthony Sadler, dan Alek Skarlator, yang memerankan diri mereka sendiri dalam film ini. Mereka bertiga bertemu di sekolah yang sama ketika duduk di sekolah dasar. Ketika besar, mereka bertemu kembali dengan masing-masing profesi yang berbeda. Spencer Stone bergabung di perekrutan Angkatan Udara, Alek Skarlatos bergabung di Angkatan Udara, sedangkan Anthony Sadler seorang mahasiswa.
Meskipun Spencer, Alek, dan Anthony sudah berpisah dan sibuk dengan kegiatan masing-masing, namun mereka masih saling berhubungan lewat skype. Kemudian memutuskan untuk bertemu ketika Anthony ingin bertemu kekasihnya di Jerman. Akhirnya mereka melakukan perjalanan ke Jerman, Venesia, Amsterdam, dan terakhir di Paris. Dimana tragedi pada pukul 15:17 pemberangkatan kereta menuju Paris dari stasiun Amsterdam terjadi penyerangan seorang teroris Ayoub El-Khazzani (Ray Corasani) yang membawa 300 amunisi dan menyerang beberapa penumpang; Mark Moogalian, Isabelle Risacher Moogalian (mereka memerankan diri mereka sendiri), yang mengakibatkan satu di antara mereka terluka terkena tembakan dengan pistol.
Sementara Alek dan Anthony menutup telinganya dengan earphone sambil menikmati perjalanan, Spencer yang saat kejadian tersadar langsung bergegas mencari dimana suara kericuhan berasal. Para penumpang di gerbong kelas 1 itu panik mengetahui apa yang sedang terjadi. Kemudian Alek dan Anthony beranjak dari tempat duduk dan membantu Spencer melawan aksi teroris itu.
Alur cerita film ini maju mundur. Mundur untuk menceritakan masa kecil dan awal mula pertemuan Spencer, Anthony, dan Alek. Sejujurnya dari awal hingga di waktu 1 jam 12 menit saya tak mendapat ide cerita film ini. Seperti tak ada konflik, jalan cerita terasa sangat datar, dan sangat membosankan karena hanya menyajikan perjalanan mereka, pesta, dan dialog yang isinya tentang tempat wisata di tempat-tempat yang mereka kunjungi.
Menonton film ini seperti sedang menyaksikan para Vlogger yang sedang mereka aktivitas jalan-jalan mereka atau seperti sedang menonton acara televisi yang sedang merekam perjalanan beberapa orang. Dan, setelah film selesai, kemudian muncul tulisan di layar bahwa film ini diangkat berdasarkan kisah nyata ketiga karakter utama film ini. Lalu saya membatin pantas saja saya merasa bahwa cerita film ini terasa tidak seperti sebuah cerita film. 🙂
Alek dan Anthony selamat tak mendapat luka berat, sedangkan Spencer yang sedari awal berjuang keras melawan sang teroris juga selamat namun mengalami luka cukup parah di bagian kepala dan lengan kirinya. Karena masih diberi keselamatan, Spencer bersyukur dan berdoa:
Lord, make your instrument of Your piece. Where there is hatred, let me sow love. Where there is injury, forgive. Where there is doubt, faith. Where there is despair, hope. Where there is darkness, light. Where there is sadness, joy. Forgiving what we receive.”
Nilai: 2.8/5