Godless Youth merupakan film drama kriminal Jerman. Judul asli film ini adalah Jugend ohne Gott. Godless Youth disutradarai oleh Alain Gsponer dan ditulis oleh Alex Buresch dan Mathias Pacht. Film ini rilis di Jerman pada 31 Agustus 2017.
Godless Youth mengisahkan tentang beberapa siswa terpilih yang memiliki peluang mendapatkan lima sertifikat beasiswa untuk masuk salah satu universitas bergengsi yaitu Universitas Rowald. Mereka adalah Zacharias (Jannis Niewöhner), Nadesh (Alicia von Rittberg), Titus (Jannik Schümann), Bernard (Hauke Petersen), Suri (Genet Zegay), dan beberapa yang lainnya.
Untuk masuk ke universitas tersebut tidak mudah. Banyak persyaratan yang harus mereka penuhi, dari penampilan fisik, prestasi akademi, kesehatan kejiwaan, sampai kehidupan sosial.
Salah satu pelatihan yang harus para siswa tersebut lewati adalah dengan mengikuti Perkemahan Pendidikan Kinerja Rowald. Pelatihan ini diawasi dan dinilai oleh beberapa tenaga pengajar, diantaranya adalah seorang psikolog, Loreen (Anna Maria Mühe) dan seorang guru, Lehrer (Fahri Yardim).
Sebagai pengajar, Lehrer sangat menyukai Zach yang menurutnya memiliki karakter dan pemikiran yang berbeda daripada siswa yang lain. Sedangkan Loreen sangat tidak menyukai Zach dari sudut pandangnya.
Zach merupakan seorang pemuda yang tertutup atau introvert. Hal itu terjadi sejak kematian ayahnya yang tewas bunuh diri. Sebuah buku harian selalu Zach bawa, tulis, dan baca kemanapun ia pergi termasuk ketika ia mengikuti perkemahan itu. Menurut dokternya, buku harian mampu memulihkan kesehatan jiwanya pasca kematian ayahnya. Di dalamnya terdapat catatan-catatan yang Zach pikirkan. Zach menyimpan buku harian itu hanya untuk dirinya sendiri. Tidak untuk dibaca oleh siapapun termasuk rekan kelompoknya, Nadesh, yang sangat penasaran dengan isi buku tersebut.
Dan buku harian tersebut menjadi masalah ketika tiba-tiba hilang dan Zach menuduh Nadesh yang mencurinya. Dari situ, masalah-masalah dan misteri mulai muncul dalam cerita Godless Youth. Kemudian konflik dipertajam dengan adanya gadis tunawisma yang berkeliaran sekitar perkemahan, Ewa (Emilia Schüle).
Alur cerita Godless Youth maju mundur. Jalan cerita dibuat seperti berulang-ulang untuk menceritakan kejadian sebelumnya secara lebih detil.
Cerita Godless Youth bisa dibilang film dengan cerita yang sangat psikologikal. Dari pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan, baik secara akademis maupun fisik, dibutuhkan kesiapan ketahanan fisik dan mental atau kejiwaan yang baik untuk menjadi yang terbaik atau pecundang.
Dua karakter yang ditampilkan sangat menonjol secara psikologi dalam cerita ini adalah Zacharias dan Titus, terutama Zach. Kenapa Zach? Karena karakter Titus yang sesungguhnya ditunjukkan di akhir cerita untuk menyimpan rasa penasaran penonton tentang akhir ceritanya yang tak terduga. Saya pikir begitu. 🙂
Juga, salah satu dialog yang menunjukkan hal psikologikal adalah ketika Lehrer datang ke rumah Titus untuk memastikan sesuatu yang sudah terjadi. Salah satu barisnya adalah:
Lehrer: “Bagaimana perasaanmu? Kau tak merasakan apapun? Apakah aku benar?”
Titus: “Tak merasakan apapun adalah hal yang baik. Itu membuatku kuat. Aku bisa melakukan hal yang siapapun tak dapat lakukan.” (Ia mengatakan itu dengan ekspresi datar namun nampak arogan)
Satu kutipan yang saya pikir menarik dalam cerita ini adalah kata-kata Ewa ketika bersama Zach yang menceritakan tentang kematian ayahnya. Dengan asumsinya, Ewa yang seorang tunawisma mengatakan:
Mungkin uang membuatnya sedih. Agar ia kaya, orang lain harus miskin.“
Nilai: 2.5/5