Mesin, masa lalu, dan masa depan. Ketiga kata itu menggambarkan sebagian besar film Mortal Engines.
Mortal Engines merupakan film petualangan, pos-apokaliptik, fantasi Inggris. Film ini dingkat dari novel dengan judul yang sama ini ditulis oleh Philip Reeve. Mortal Engines disutradarai oleh Christian Rivers dan ditulis oleh Fran Walsh, Philippa Boyens, Peter Jakcson.
Film yang berdurasi selama kurang lebih dua jam delapan menit ini dibintangi oleh Hera Hilmar, Robert Sheehan, Hugo Weaving, Jihae, dan beberapa aktor pendukung lainnya. Mortal Engines rilis di London, Inggris pada 27 November 2018, di Selandia Baru pada 7 Desember 2018, dan di Amerika Serikat pada 14 Desember 2019.
Berlatar waktu tahun 2120, Mortal Engines mengisahkan tentang sebuah kota dengan sebutan The Great Predator City of the West. Dalam waktu 60 menit kedua kubu berperang dengan mesin yang mereka buat. Salah satu kubu dipimpin oleh Thaddeus Valentine (Hugo Weaving) yang sangat berambisi menciptakan era, kekuatan, dan gerakan baru di London.
Seorang gadis, Hester Shaw (Hera Hilmar), dengan penutup merah di wajahnya tidak menempatkan dirinya di kubu siapapun. Ia hanya punya satu kepentingan dan tujuan di antara perang dua kudu tersebut, adalah mencari pembunuh ibunya, pandora Shaw (Karen Pistorius) yang telah membunuhnya dan melukai wajah Hester pada saat ia berusia 8 tahun.
Pandora Shaw adalah seorang Arkeolog dan seorang petualang yang sangat berdedikasi tinggi dan cinta pada pekerjaannya. Hingga suatu hari ia menemukan sebuah kotak yang berisi suatu mesin yang diincar oleh Thaddeus Valentine.
Valentine merebut kotak itu dari tangan Pandora kemudian membunuhnya di depan mata Hester. Mesin penemuan tersebut dipercaya menjadi satu-satunya alat bagi umat manusia untuk bisa bertahan hidup. Akan tetapi penemuan tersebut disalahgunakan oleh Valentine untuk dirinya sendiri demi meraih kekuasaan dan kekuatan dengan menelan banyak korban.
Setelah 6 bulan mencari Thaddeus Valentine, Hester akhirnya menemukan laki-laki yang merusak wajahnya itu. Dan diantara kerumunan banyak orang, Hester berhasil menerobos barisan orang-orang itu menuju Valentine dan menusuk perutnya. Namun seorang laki-laki, Tom Natsworthy (Robert Sheehan), yang merupakan bagian dari kubu Valentine mencoba menghalangi pembunuhan tersebut.
Tom Natsworthy sesungguhnya laki-laki yang baik dan cerdas. Namun sayangnya ia tidak cukup beruntung. Dengan membela Valentine tak lantas membuat Valentine berpihak padanya ketika ia bertanya tentang Pandora Shaw dan Hester Shaw pada saat Hester sengaja menjatuhkan diri ke sebuah lubang besar yang sangat dalam meskipun Tom berusaha mencegahnya. Bukan jawaban yang didapat dari mulut Valentine, Tom justru didorong ke lubang besar itu.
Tom dan Hester bertemu di suatu tempat yang hanya ada bebatuan yang besar-besar yang nampak seperti bangunan yang sudah tak ada bentuknya. Tak banyak yang bisa mereka lakukan di tempat tandus itu. Air bersih pun susah mereka dapatkan.
Hester yang marah pada Tom karena telah menggagalkan pembunuhan tersebut tak ada pilihan lain baginya selain memaafkan Tom karena Tom telah diperlakukan tak baik oleh Valentine.
Menyusuri jalan yang ada di hadapan mereka, Hester dan Tom harus melewati beberapa perjuangan yang harus mereka hadapi untuk membalas dendam pada Valentine dan menghentikan niat liciknya yang telah merugikan banyak orang.
Rangkaian cerita yang disajikan dalam cerita Mortal Engines seperti merefleksikan penggunaan barang-barang dari masa lalu yang digambarkan di masa yang akan datang. Mesin-mesin yang ada di zaman sekarang, seperti; telepon pintar, pemanggang roti, komputer, dan lain-lain, menjadi barang kuno yang bisa dirakit kembali menjadi robot atau pun alat perang melawan musuh. Mesin melawan mesin jadinya perang mesin. Dan visual efek yang ditampilkan dalam beberapa adegan cukup bagus.
Jalinan cerita film ini cukup sederhana. Tak ada konflik yang rumit dan semua masalah yang ada dalam cerita ini diungkapkan dengan tuntas.
Nilai: ∗∗∗3/5