Bagaimana bisa sebuah lukisan berseni tinggi bisa membunuh seorang dengan cara yang berbeda-beda? Bisa. Hal itu yang terjadi dalam film Velvet Buzzsaw.
Velvet Buzzsaw merupakan film misteri supernatural horor Amerika. Film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam lima puluh tiga menit ini disutradarai dan ditulis oleh Dan Gilroy. Velvet Buzzsaw dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Rene Russo, Toni Collette. Zawe Ashton, dan beberapa aktor pendukung lainnya.
Velvet Buzzsaw rilis premier di Sundance Film Festival pada 29 Januari 2019 dan rilis di Netflix, Amerika Serikat, dan beberapa bioskop pada 1 Februari 2019.
Seni lukis adalah bagian inti dari cerita Velvet Buzzsaw.
Seorang pemilik Haze Gallery, Rodhora Haze (Rene Russo), menggelar pameran lukisan dan satu benda bulat besar yang diberi nama Sphere. Rhodora merupakan mantan anggota band rock yang bernama Velvet Buzzsaw dan sangat mencintai karya seni. Seorang pengkritik seni dan juga penulis, Morf Vandewalt (Jack Gyllenhaal) menghadiri pameran tersebut dan menikmati beberapa karya seni yang dipamerkan.
Setelah putus dengan pacar lelakinya, Ed (Sedale Threatt Jr.), Morf menjalin hubungan dengan seorang wanita yang bernama Josephina (Zawe Ashton) yang merupakan resepsionis Haze Gallery. Karakter Morf dalam film ini memang agak unik. Dengan perawakan yang sangat bagus dan macho alias lelaki banget, terkadang gerak tubuhnya seperti seorang wanita atau sangat kemayu.
Pada saat Josephina meninggalkan apartemennya menuju Haze Gallery, ia melihat mayat yang dikenal sebagai Vetril Dease (Alan Mandell) di lantai atas apartemennya. Dease merupakan salah satu pelukis yang karyanya memiliki nilai seni tinggi.
Setelah melihat keadaan Dease, Josephina masuk ke dalam rumah Dease yang penuh dengan lukisan yang sangat artistik dan beberapa barang klasik di salah satu ruang milik Dease. Ia mencuri salah satu lukisan tersebut dan menunjukkannya pada Morf dan Rhodora. Dan mereka sangat kagum dengan lukisan tersebut.
Atas kekaguman lukisan Dease, Morf mencari tahu tentang Dease. Dari informasi yang Morf dapatkan bahwa Dease melukis dengan tetesan darah dan menuangkan segala apa yang ia lukis berhubungan dengan masa kecilnya yang penuh dengan kekerasan yang ia dapatkan. Oleh sebab itu lukisan Dease mengandung rasa yang kuat, nampak berwujud, hidup, dan emosional.
Setelah kematian Dease, beberapa lukisannya dipamerkan di Haze Gallery tanpa izin siapapun. Rhodora berkata bahwa:
Apalah arti sebuah seni apabila tidak ada yang melihat.”
Beberapa lukisan Dease diambil dan dibawa ke beberapa tempat oleh mereka yang sangat mengagumi karya lukisan Dease. Dan dimanapun lukisan itu berada, satu per satu dari lukisan tersebut seperti mencari mangsanya yang sangat mengagumi seni dengan cara yang salah.
All art is dangerous, Morf.”
Ujar Rhodora pada Morf ketika Morf memperingati Rhodora tentang lukisan yang sudah memakan beberapa korban.
Jalinan cerita Velvet Buzzsaw bisa dibilang sederhana akan tetapi tidak bisa dibilang biasa saja. Sederhana karena konflik yang disajikan tidak terlalu rumit, dan tidak biasa karena bagian-bagian dari cerita ini cukup berkarakter, baik dari tokoh maupun ide cerita yang disajikan. Masing-masing tokoh dalam film ini semuanya memiliki karakter yang kuat baik secara fisik maupun penampilan, dan seni sangat ditonjolkan dalam film ini.
Nilai: ∗∗∗/5