Salah satu film yang paling ditunggu-tunggu tahun ini adalah Avengers: Endgame. Film garapan Marvel Cinematic Universe ini sedang tayang di bioskop-bioskop seluruh dunia termasuk Indonesia.
Di hari pertama perilisan film ini pada 24 April 2019, bioskop tempat saya menonton lumayan ramai peminatnya. Yep, hampir semua penggemar film Marvel sangat menunggu-nunggu film kelanjutan Avengers: Infinity War (2018) ini, termasuk saya, hehe.
Mendengar dan melihat di beberapa berita, bahkan penjualan tiket pre-order film ini diluar dugaan jumlah peminatnya. Bukan hanya itu, saking banyaknya penonton yang antusias, beberapa bioskop di Indonesia buka 24 jam.
Avengers: Endgame merupakan film laga, petualangan, dan Fantasi Amerika. Film yang berdurasi selama kurang lebih tiga jam ini disutradarai oleh Anthony Russo dan Joe Russo, dan ditulis oleh Christopher Markus, Steven McFeely sebagai penulis skenario, dan Stan lee, Jack Kirby, juga Jim Starlin yang menulis komik cerita film ini.
Tidak seperti cerita di film sebelumnya yang diawali dengan adegan laga, cerita Avengers: Endgame diawali dengan adegan yang cukup emosional. Hal itu terjadi karena mengacu pada hilangnya beberapa superhero dan para prajurit yang berjuang melawan kekuatan Thanos.
Setengah dari kehidupan alam semesta telah hancur ketika Thanos menggunakan batu Infinity, termasuk keluarga Clint Barton. Dan beberapa minggu kemudian, Carol Danvers atau Captain America datang untuk menyelamatkan Tony Stark dan Nebula. Kemudian mereka bergabung dengan Natasha Romanof, Steve Rogers, Bruce Banner, Thor, Pepper Potts, Rocket, dan James Rhodes di bumi.
Mereka bersatu untuk menemukan Thanos dan batu tersebut. Namun sayangnya batu-batu tersebut telah dihancurkan oleh Thanos dengan alasan untuk mencegah digunakan kembali. Melihat hal itu, tanpa ampun Thor memenggal Thanos.
Mereka yang hilang karena batu Infinity yang digunakan Thanos belum juga muncul, sementara yang tersisa hidup di dunia mereka masing-masing. Hingga lima tahun kemudian Natasha Romanof, Steve Rogers, dan Bruce banner yang belum bisa move on dengan kehidupan tanpa teman-teman yang pernah ada seperti mendapat semangat baru ketika Scott Lang atau Ant-man melarikan diri dari dunia kuantum datang kepada mereka. Lalu ia menyarankan bahwa ranah kuantum dapat memungkinkan mereka melakukan perjalanan waktu. Dan perjalanan waktu ke masa lalu dapat mengulang cerita dan “menghidupkan” Thanos yang menggunakan batu Infinity tersebut pada masa itu.
Antara setuju tak setuju mereka bertiga menerima teori Lang dan mencoba melakukan percobaan perjalanan waktu. Untuk melengkapi kesempurnaan teori tersebut mereka membutuhkan para anggota Avengers yang lain yang masih ada. Dan sedikit drama dan komedi dihadirkan dalam bagian cerita ini.
Alur cerita Avengers: Endgame maju mundur. Di jam pertama menonton film ini entah kenapa saya merasa cerita film ini cukup membosankan dan membuat saya sedikit mengantuk, hehe. Barangkali karena durasi film yang terlalu panjang.
Terkait dengan visual efek, film-film garapan Marvel Cinematic Universe atau MCU tak perlu diragukan lagi. Mata penonton akan selalu tersihir dengan efek-efek visual yang mereka sajikan nyaris tanpa cacat.
Layakkah film ini untuk ditonton? Pastinya layak. Meskipun cerita Avengers: Endgame biasa saja atau tidak terlalu kuat menurut saya, akan tetapi banyak hal menarik dari menonton film ini. Atau mungkin hanya untuk sekadar mencari hiburan.
Nilai: ⭐⭐⭐/5
P.S: Spoiler-spoiler atau teori-teori dari beberapa orang tentang cerita film ini yang saya dapatkan dari membaca di media elektronik dan menonton di YouTube sebelum film ini tayang, ternyata tak ada satupun yang benar.