Mengajar Itu Belajar

Seorang ibu sudah seharusnya mengajarkan banyak hal dan contoh baik serta pantas pada anak-anaknya dari lahir hingga mereka mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik dan tepat.

Seorang suami/ayah sudah seharusnya mengajarkan anak dan istrinya untuk menjalankan hal-hal yang mampu membawanya pada jalan yang telah diajarkan dan dianjurkan agama.

Seorang Asisten Rumah Tangga yang mengurusi rumah dan anak majikan (yang sibuk bekerja) yang berkebutuhan khusus bukan hanya mengajarkan pada siapapun betapa tidak mudahnya mengerjakan semua pekerjaan rumah, akan tetapi juga mengajarkan si anak tersebut hidup dengan cara seperti anak pada umumnya.

Anak-anak mengajarkan kejujuran, kemurnian, dan imajinasi tanpa batas.

Orang dewasa mengajarkan sesuatu dan perilaku yang mendewasakan orang yang belum dewasa dengan cara yang dewasa. Dalam hal ini usia, jabatan, atau kedudukan sosial tak berlaku.

Menjadi pengajar bahasa Inggris (secara privat dan reguler) mengajarkan saya tentang karakter manusia dan latar belakang profesi pekerjaan yang berbeda. Dari anak SD, SMP, SMA, mahasiswa, pekerja sampai polisinya (mantan presiden) BJ Habibie.

Ketika mengajar anak sekolah, saya hanya mengikuti buku yang digunakan oleh sang anak dan menambahkan beberapa ilmu yang harus mereka ketahui. Mengajar di sekolah dasar, saya belajar mengenali karakter setiap anak-anak dari latar belakang keluarga dengan pendidikan dan status sosial yang berbeda.

Namun ketika saya mengajar mahasiswa atau pekerja, justru saya belajar dan mendapat ilmu baru. Saya belajar memahami tentang dunia fashion design dari siswa saya yang kuliah jurusan Fashion Designer. Saya belajar tentang dunia bisnis ekspor impor dan manajemen dari siswa saya yang bekerja di perusahaan zat kimia dan perminyakan. Saya juga belajar dan tahu lebih jauh tentang perbedaan agama dari siswa saya yang ayahnya seorang pendeta. Setiap pertemuan, saya mendengar banyak cerita dari siswa saya seorang pekerja sosial yang menangani anak-anak pengungsi atau imigran ilegal yang berhasil keluar dari negara mereka yakni negara berkonflik seperti Afaganistan, Pakistan, dan Syiria. Saya juga belajar tentang bahasa dan kebudayaan Jerman dari siswa saya yang seorang polisi yang mengawal Pak Habibie ketika ia sedang mengawalnya di Jerman. Saya bertanya beberapa hal tentang kebiasaan Pak Habibie; salah satu orang jenius yang dimiliki bangsa ini, dan tentunya saya bertanya beberapa hal tentang dunia kepolisian.

Mengajar itu belajar sabar tanpa batas hingga seorang yang diajarkan mampu memahami apa yang diajarkan. Mengajar itu belajar menikmati proses yang panjang. Mengajar itu belajar memahami banyak rasa. Mengajar itu belajar mendengar dan membaca. Mengajar itu belajar memahami perbedaan menjadi persamaan. Mengajar itu belajar memanusiakan manusia menjadi lebih dari hal terbaik yang bisa kita lakukan. Mengajar itu belajar bertanggungjawab atas apa yang diajarkan.

Setiap kita adalah pengajar atau pendidik, setidaknya mengajar pada atau untuk diri sendiri.

Leave a Reply

Next Post

Banyak Syukur Dalam Bersepeda

Sun Jan 11 , 2015
Dalam menjalani hidup ini banyak cara untuk kita bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri pada kita. Salah satu caranya adalah dengan bersepeda ria. Di zaman yang dituntut serba cepat, alat transportasi ini sudah mulai jarang digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Paling hanya beberapa orang yang masih menggunakan sepeda untuk bekerja, […]

Kamu mungkin suka