Dari beberapa pilihan film horor Indonesia, saya mencoba memilih film Ghost Writer. Dan ini dia, pendapat saya tentang film ini.
Ghost Writer mengisahkan seorang penulis novel, Naya (Tatjana Saphira), yang mengandalkan hidupnya pada royalti novel yang ia tulis. Sejak kematian kedua orangtuanya, ia harus membiayai hidupnya dan adik semata mayangnya, Darto (Endy Arfian), yang masih butuh banyak biaya sekolahnya.
Novel pertama Naya cukup laris di pasaran, namun royalti yang ia dapatkan semakin kecil seiring menurunnya penjualan pada cetakan berikutnya. Sedangkan novel kedua yang Naya kirim ke penerbit tak diterima karena ide cerita yang biasa saja dibanding novel pertamanya.
Naya mulai mengalami masalah keuangan. Uang tabungannya makin menipis untuk membayar kontrakan rumah dan biaya sekolah adiknya. Namun ia tak ingin menyusahkan siapa pun termasuk pacarnya, Nino (Dave Mahendra), yang bekerja sebagai seorang aktor sinetron.
Bukan hanya masalah keuangan yang dihadapi Naya, akan tetapi rumah kontrakan yang ia tempati ada penunggunya alias hantu. Hantu yang muncul karena buku diary yang ditemukan Naya di rumah itu membuat sang hantu yang bernama Galih (Ge Pamungkas) menampakkan dirinya. Dan cerita semakin seru dengan konflik yang dimunculkan dalam film ini.
Rangkaian cerita Ghost Writer tak ada istimewa akan tetapi tak bisa dibilang biasa-biasa saja juga. Tidak seperti makna ghost writer yang digunakan sebagai kata kiasan dalam sebuah kepenulisan, namun makna ghost writer dalam film Ghost Writer ini berarti makna yang sebenarnya.
Antara adegan horor dan komedi, film ini lebih mengusung adegan komedi dibanding horor. Bagaimana tidak, Ge Pamungkas yang seorang komika menjadi hantu. Namun meskipun begitu, Ge sangat baik memerankan Galih.
Secara keseluruhan saya sangat menyukai film ini. Akting Tatjana yang sangat natural dan semua pemain yang terlibat dalam film ini sangat amat menghibur. Hampir sepanjang cerita, film ini membuat saya terpingkal. Permainan kata-kata yang lucu adalah bagian yang paling menarik buat saya. Salah satu kata-kata tersebut adalah:
Seremnya ada manis-manis.”
Batakkan novelnya.” (Typo, yang mana maksudnya adalah batalkan novelnya)
Setan sini mah enak bisa diajak nulis.”
Kenapa?” Setan kampung jahat-jahat?”
Buta huruf.”
Jika teman-teman belum sempat menonton Ghost Writer di bioskop, jangan khawatir. Fim ini sudah ada di aplikasi Iflix.