Film yang berlokasi di hutan, terdapat aliran sungai dan danau, tenang, tanpa hiruk pikuk kadang selalu menjadi pilihan beberapa pecinta film (termasuk saya) untuk ditonton. Film The Silencing menyajikan penggambaran lokasi tersebut.
The Silencing mengisahkan seorang pemburu, Rayburn Swanson atau Ray (Nikolaj Coster-Waldau), yang berubah menjadi penjaga cagar alam ketika anak perempuan remajanya tewas setelah diperkirakan diculik sebelumnya. Sejak saat itu, Rayburn tak ragu untuk melawan siapapun yang memburu binatang yang hidup di hutan dan menjaganya lantaran ketika putrinya hidup ia tak suka Ray menjadi pemburu.
Kasus anak perempuan Ray diselidiki oleh seorang sherif perempuan, Alice Gustafson (Annablelle Wallis), yang juga menyelidiki kasus yang sama terkait hilangnya dan tewasnya beberapa penduduk setempat.
Untuk membantu Alice dan mencari titik terang serta demi keamanan hutan, Ray memasang CCTV di beberapa sudut di hutan. Usahanya tak sia-sia ketika sesosok manusia dengan kostum hitam yang menutupi seluruh wajah dan tubuhnya terekam kamera. Namun sayangnya sosok itu mengetahuinya dan merusak kamera tersebut.
Teka-teki siapa yang menjadi pembunuh dan penculik orang-orang yang hilang dan tewas adalah misteri dalam cerita yang disutradarai oleh Robin Pront dan ditulis oleh Micah Ranum ini. Hal itu yang membuat penonton harus tetap duduk menyaksikan film hingga usai.
Rangkaian cerita film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam tiga puluh empat menit ini menyajikan ketegangan aksi thriller yang naik turun akan tetapi tidak terlalu intens. Konflik dalam film ini pun terbilang sederhana.
Terlepas dari cerita yang tidak terlalu spesial, Beberapa sinematografi oleh Manuel Dacosse dalam The Silencing cukup memanjakan mata, terutama gambar yang diambil ketika matahari tenggelam di sekitar danau.
The Silencing rilis di DirectTV Cinema pada Juli 16 juli 2020, dan dijadwalkan rilis di Amerika pada 14 Agustus 2020.