Film yang mengangkat cerita tentang pembajakan pesawat dan teroris bukan ide cerita yang baru. Namun apakah film yang tayang di Netflix ini bisa jadi referensi film yang bisa ditonton?
Blood Red Sky merupakan film Jerman yang juga dikenal dengan judul Transatlantic 473. Film yang berdurasi selama kurang lebih dua jam ini mengisahkan seorang ibu, Nadja (Peri Baumeister) dan anak lelakinya, Elias (Carl Anton Koch), yang melakukan perjalanan dari Jerman menuju New York untuk mengobati penyakit Leukimia Nadja dengan menggunakan pesawat Transatlantic 473.
Dalam perjalanan, pesawat yang Nadja dan Elias tumpangi dibajak oleh sekelompok teroris; Eightball (Alexander Scheer), Karl (Rolland Møller), Berg (Dominic Purcell), Curtis (Chidi Ajufo) dan termasuk co-pilot Bastian Buchner (Kai Ivo Baulitz). Suasana tenang berubah menjadi mencekam. Tak boleh ada satupun penumpang yang bergerak atau mereka akan mati. Namun ketika Elias mencoba untuk sembunyi dan Nadja mengikutinya, Eightball melihat aksi mereka dan dengan seketika menembak Nadja (yang sedang terlihat sangat lemah) berkali-kali.
Dalam adegan ini, penonton mengira bahwa Nadja tewas, namun yang terjadi adalah Nadja masih hidup dan berubah menjadi vampir. Dari sini lah konflik dan ketegangan dimulai.
Alur cerita Blood Red Sky maju mundur. Ide cerita tentang vampir atau pun zombi bukan hal baru yang diangkat ke dalam sebuah film. Apalagi di pertengahan film saya merasa seperti menonton film Train to Busan dengan versi dan latar yang berbeda. Meskipun begitu, Blood Red Sky film yang menarik untuk ditonton.
Di tengah berjalannya cerita, penonton disajikan sebuah twist atau kejutan yang tak diduga. Film yang awalnya penonton pikir hanya pembajakan pesawat biasa, kemudian berubah haluan menjadi film yang berbau horor dan mengerikan.
Bukan hanya tentang pembajakan dan vampir yang dihadirkan dalam cerita Blood Red Sky, namun tentang hubungan ibu dan anak yang sangat emosional. Beberapa adegan membuat penonton terharu dengan tindakan bagaimana Nadja (vampir) melindungi Elias dan bagaimana Elias melindungi Nadja.
Akting Peri Baumeister dan Carl Anton Koch sangat baik memainkan karakter ibu (sekaligus vampir yang liar) dan anak. Bukan hanya dua karakter tersebut yang mampu menarik perhatian penonton, namun karakter Eightball juga mampu membuat penonton kesal dengan aksi jahatnya yang tak tanggung-tanggung.
Selain cerita dan karakter yang menarik, sinematografi yang disuguhkan tak kalah epik dalam film yang menggunakan dua bahasa ini, bahasa Jerman dan Inggris.
Isu teroris juga diangkat dalam cerita yang disutradarai oleh Peter Thorwarth ini. Salah satu pesan yang ingin disampaikan melalui cerita film ini adalah mengubah stigma dan paradigma tentang teroris yang selalu dikaitkan dengan agama Islam.
Satu kalimat yang sangat menarik bagi saya,
Esensi jahat tak boleh menyebar.”
Diisi dengan aksi laga, brutal, penuh darah, dan tembak-tembakkan, layakkah film ini untuk jadi referensi film untuk ditonton? Jawaban saya “ya”.
Blood Red Sky juga ditulis oleh Peter Thorwarth bersama Stefan Holtz. Film ini rilis di Netflix pada 23 Juli 2021.