Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang, dan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Hujurat: 12)
Ayat diatas merupakan rujukan yang menjadi bagian dari inti cerita Ghibah.
Film Ghibah disutradarai oleh Monty Tiwa dan skenarionya ditulis oleh penulis film Makmum (2019), Vidya Ariestya dan Riza Pahlevi.
Film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam tiga puluh delapan menit ini mengisahkan sekelompok mahasiswa jurnalis kampus bernama Redaksi Malaka Swara yang diketuai oleh Arga (Verrell Bramasta) bersama teman-temannya; Firly (Anggika Bölsterli), Ulfa (Arafah Rianti), Yola (Josephine Firmstone), Okta (Adila Fitri), dan Reno (Jerry Likumahwa).
Setelah berita dari hasil investigasi Okta beredar, Okta tak lagi muncul di kampus. Ia mengurung diri di kamar kosnya milik Ummi Asri (Asri Welas) dan Mang Opie (Opie Kumis). Dina (Zsa Zsa Utari), teman kos Okta dan Firly, sangat khawatir dengan keadaan Okta yang sering berteriak di kamarnya. Ummi yang memiliki kemampuan supernatural mencari tahu apa yang terjadi dengan Okta, dan mendapati tubuh Okta yang bau bangkai dirasuki oleh jin Ifrit. Kemudian, setelah sebuah berita dipublikasikan kembali oleh pers kampus tentang skandal seorang dosen, hal-hal aneh dialami oleh Firly dan Yola.
Isu yang diangkat ke dalam film Ghibah sangat menarik, yakni ghibah atau membicarakan keburukan orang lain atau bergunjing. Hal ini berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari yang sering kali kita abai terhadap efek yang dapat mencakup ke dalam banyak hal. Media cetak dan elektronik menjadi media yang mengisi bagian penting cerita film ini.
Ide cerita Ghibah memberi pesan sosial tentang bahayanya berghibah. Ghibah termasuk dosa besar yang kerap kali diabaikan. Seperti yang tertulis dalam qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 bahwa bergunjing sama seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.
Rangkaian cerita Ghibah lebih menonjolkan nasehat ketimbang adegan horor yang mencekam. Hal itu relatif bagus atau tidak tergantung bagaimana penonton menikmatinya. Buat saya hal itu tidak masalah. Efek jumpscare memang kurang disuguhkan dalam film ini, namun skoring dan gore yang disajikan mampu membuat penonton merasa jijik. Efek visual yang ditampilkan juga tidak terlalu buruk menurut saya.
Ada beberapa cerita yang kurang relevan dalam film ini. Namun beberapa bagian yang lain seperti mampu menutupi hal tersebut, seperti simbol bau bangkai dari tubuh orang-orang yang suka bergunjing atau metafora tentang karakter Firly yang seorang vegetarian akan tetapi ia selalu dirasuki dengan memakan daging-dagingan bahkan daging mentah.
Film Ghibah diisi oleh bintang pemain yang sudah sering muncul di layar televisi. Beberapa dari mereka berperan dengan karakter yang sudah melekat di diri mereka sebagaimana telah dikenal di masyarakat, kecuali Asri Welas. Asri Welas yang biasa memainkan karakter lucu, dalam film ini berperan menjadi seseorang yang serius. Terdapat satu dialog yang sangat menarik yang disampaikan oleh karakter yang dimainkan oleh Asri Welas:
Membunuh membutuhkan alat, niat, tempat dan waktu. Ghibah cukup membuka mulut di manapun dan kapanpun. Kalo kamu sekali membunuh, cuma 1 orang yang mati. Kalo ghibah dipercaya banyak orang, maka mereka akan saling membunuh.“
Film Ghibah menghadirkan cerita yang cukup komplit, dari satir, adegan yang mengerikan, hingga dialog humor yang mengundang gelak tawa. Ghibah rilis pada 30 Juli 2021. Film ini bisa teman-teman tonton secara streaming di Disney+ Hotstar.