Sound of Freedom (2023), Menyingkap Sisi Kemanusiaan Terdalam

Sound of Freedom merupakan film drama thriller yang diangkat berdasarkan kisah nyata. Film yang berdurasi selama dua jam sebelas menit ini disutradarai oleh Alejandro Monteverde dan ditulis oleh Rod Barr dan Alejandro Monteverde.

Pada tahun 2013, kisah bermula pada seorang agen bakat lokal yang datang ke rumah Roberto Aguilar (José Zúñiga) dan membujuk kedua anaknya yang cantik berusia 11 tahun, Rocio (Cristal Aparicio), dan anak laki-lakinya yang tampan berusia 6 tahun, Miguel (Lucás Ávila), untuk mengikuti sebuah audisi model melalui sebuah pemotretan. Tanpa pikir panjang, Roberto membawa anaknya ke tempat yang ditentukan. Roberto tak diizinkan masuk ke dalam, dan pastinya tak tahu apa yang terjadi selanjutnya hingga ia menemukan bahwa kedua anaknya dikabarkan menghilang. Bukan cuma kedua anak Roberto yang hilang, namun beberapa anak lain yang juga menjadi korban dari seseorang yang mengaku sebagai agen bakat anak-anak yang tak bekerja sendirian. 

Berita yang sudah tak asing tersebut telah masuk dalam laporan kepolisian. Seorang agen kepolisian yang bernama Tim Ballard (Jim Caviezel), yang sebelumnya bekerja di Departemen Keamanan Dalam Negeri, dengan sigap menangani kasus tersebut demi menyelamatkan anak-anak dari perdagangan seks anak.

Perdagangan seks anak di daerah Amerika Selatan bukan hal yang baru terdengar. Hal itu menjadi momok yang mengerikan yang terus terjadi dan sulit dihentikan karena cerdiknya para pelaku menjual anak-anak ke berbagai daerah yang sangat sulit dijangkau dan “permainan kotor” yang sulit ditaklukkan karena kuatnya bisnis yang bernilai jutaan dolar Amerika ini. Banyak petugas kepolisian yang tak berhasil menjangkau karena terlalu tinggi resiko yang akan mereka terima, yakni kehilangan pekerjaan atau yang parahnya kehilangan nyawa mereka sendiri yang mana mereka harus memikirkan hidup keluarga mereka.

Sepertinya hanya seorang agen polisi Tim Ballard yang memiliki bukan hanya keberanian akan tetapi juga hati nurani yang sangat luas. Dengan tekadnya yang kuat dan bulat tak menghentikan usahanya dengan apapun rintangan dan resiko yang terjadi bahkan kehilangan pekerjaan sekalipun. Istrinya sangat ikhlas dan mendukung atas segala keputusan yang diambil oleh Tim Ballard. Hati dan pikiran mereka terisi rasa belas kasih yang sangat dalam dengan melakukan hal tersebut karena berpikir bagaimana jika hal itu terjadi pada mereka dan anak-anak mereka. Mereka memikirkan betapa hancurnya hati dan kehidupan para keluarga dan anak-anak yang menjadi korban.

Menyaksikan kisah ini walaupun hanya dalam sebuah film, namun Sound of Freedom mampu membawa penonton merasakan setiap usaha dan keberanian mengambil resiko yang dilakukan Tim Ballard dan beberapa teman yang membantunya. Beberapa adegan membawa penonton masuk ke dalam relung hati terdalam sisi kemanusiaan. Rasa takut, sedih, haru, tersentuh, dan berani menjadi satu. Tak perlu melalui kata-kata untuk menyampaikan pesan moral kepada penonton, namun melalui aksi Tim dan orang-orang yang mendukungnya sudah sangat jelas apa yang ingin Sound of Freedom sampaikan. 

Meskipun cerita Sound of Freedom adalah sebuah film yang kisahnya diangkat dari kisah nyata, namun saya tak merasakan ada dramatisasi adegan yang berlebihan. Isu yang diangkat memang tentang perbudakan seks anak, namun adegan yang berhubungan dengan hal tersebut sama sekali tak dieksplotasi hingga tak terlalu mengganggu ketika menontonnya. 

Sound of Freedom rilis 4 Juli 2023. Ketika tulisan ini dibuat, Sound of Freedom salah satu film yang sedang tayang di bioskop Indonesia.

Leave a Reply

Next Post

Sinopsis dan Ulasan Film India Vaathi (2023)

Thu Feb 1 , 2024
Vaathi merupakan film India yang disutradarai dan ditulis oleh Venky Atluri. Film drama aksi ini berbahasa Tamil dan Telugu. Film yang berdurasi selama dua jam lebih ini mengisahkan tentang seorang guru muda, Balamurugan atau Bala Sir (Dhanush), yang memperjuangkan dan mengubah sistem pendidikan yang seharusnya dapat diakses oleh semua orang, […]

Kamu mungkin suka