Miller’s Girl merupakan film thriller psikologis Amerika yang dimainkan oleh Jenna Ortega dan Martin Freeman. Film yang terbilang sedikit erotis ini disutradarai dan ditulis oleh Jade Halley Bartlett.
Cerita diawali dengan narasi menarik yang memaparkan karakter-karakter dasar si pemain utamanya, Cairo Sweet (Jenna Ortega), yakni gadis kesepian dan merasa biasa-biasa saja. Dalam narasinya ia menyatakan,
Literature is my solace in my solitude. (Sastra adalah pelipur lara dalam kesendirianku.)”
Cairo seorang gadis yang mengusung gaya gotik Selatan yang liar namun sangat kesepian dengan karakter yang bertolak belakang dengan namanya Cairo Sweet yang berusia 18 tahun. Di kota kecil di Tennessee, ia hidup sendirian di rumah mewah lantaran kedua orangtuanya sibuk keliling dunia sebagai pengacara. Cairo sangat cerdas di bidang menulis. Ia mengambil kelas menulis kreatif yang diajarkan oleh Jonathan Miller (Martin Freeman). Mr. Miller seorang novelis yang bukunya membuat Cairo terkesan.
Mr. Miller memberikan tugas menulis cerita pendek tengah semester. Penulis favorit Cairo adalah Henry Miller dan ia menggunakan karya penulis tersebut sebagai acuan tugas menulis pendeknya yang menghasilkan hasil tulisan yang erotis. Alih-alih membuat Mr. Miller terkesan bahkan jatuh hati padanya, justru hal itu membuat semuanya berantakan dan hal-hal tak terduga menjadi tak terhindarkan.
If it’s not controversial, it’s not interesting.” -Cairo Sweet-
Kisah Miller’s Girl mengeksplorasi hubungan yang terikat oleh perbedaan usia yang sangat jauh dan ketidakseimbangan kekuatan yang tak terhindarkan yang menyertainya. Juga, gambaran yang sangat memikat tentang anak muda yang gelisah dan menggoda dengan gaya pakaian yang stylish.
Ada momen-momen yang sedikit mendebarkan di film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam tiga puluh tiga menit ini.
Film thriller psikologis ini mengingatkan saya sekilas pada film Dismissed (2017) walaupun konfliknya sangat jauh berbeda. Di babak pertama, cerita film ini terasa datar, sedikit hambar, dan lebih banyak menyajikan hal yang menggairahkan. Akan tetapi tertolong dengan naskahnya yang menonjol dari penggunaan kata dan frasa. Pesannya pun cukup kuat tentang moral, etika, dan potret remaja modern yang kurang pengawasan atau kasih sayang orangtuanya.
Unsur psikologis lumayan kuat disuguhkan dalam cerita ini dengan penggambaran remaja yang hidup sendirian karena kedua orangtuanya sibuk bekerja keliling dunia. Hal itu membuatnya melihat sosok guru laki-lakinya, yang mana laki-laki tersebut seumuran ayahnya, dengan cara yang berbeda. Membaca sesuatu yang terlalu dini bagi usianya membuat Cairo memiliki inspirasi sastra dan tak ada batasan perilaku, sisi ambigu secara moral, dan berpikir bahwa usia hanya lah angka dan penjara hanya lah tempat lain. Kata-kata dan imajinasinya melampaui usianya. Lantaran guru sastranya kurang mumpuni, ia tak bisa menyeimbangi Cairo.
Hampir di semua karakter film The Fallout (2022) yang dimainkan oleh Jenna Ortega, entah kenapa Jenna Ortega selalu berhasil “menyihir” mata penonton untuk terus menonton karakter yang dimainkan. Di bagian awal cerita, Jenna nampak muncul seperti Wednesday, untungnya cerita membawanya ke sosok lain yang belum pernah ia mainkan sebelumnya.
Bukan hanya Jenna Ortega yang bermain dengan sangat baik, semua pemain pendukung juga memainkan peran mereka dengan sangat menawan. Gideon Adlon yang memerankan karakter Winnie (sahabat Cairo) cukup menarik perhatian dan lucu (dalam artian berani berekspresi), tokoh yang menyebalkan lalu berubah menjadi provokatif dan penting mengisi cerita ini.
Miller’s Girl rilis di Amerika Serikat pada 26 Januari 2024.