Cerita sebelumnya Jatuh Cinta (bagian 12) “Kalo untuk sementara Lulu tinggal sama kita, gimana Em?” “kayaknya nggak semudah itu deh, Mas. Ya kan, Di?” Diana yang sedang menenangkan Lulu hanya menganggukkan kepalanya. Bocah 7 tahun itu masih terisak. “Oya adik kamu yang masih bayi mana, Lu?” “Bayi itu bukan adiknya, […]

Cerita sebelumnya Jatuh Cinta (bagian 11) Sambil berlalu, mata kami bertiga secara spontan melihat ke arah laki-laki itu. Langkah kaki ini seperti ragu untuk melangkah. Mata kami saling menatap satu sama lain seperti mengisyaratkan untuk mengurungkan niat untuk pergi dan mencari tahu siapa laki-laki itu yang membuat Ana mengeluarkan suaranya. […]

Selesai sesi “wawancara” dengan Ana, kami bertiga tidak langsung meninggalkan rumah singgah. Kami duduk di dekat Ana yang belum beranjak dari tempat duduknya. Bagi Diana ini kesempatan baginya untuk memerhatikan sikap, reaksi, ekspresi, dan tingkah laku Ana lebih dekat dan detil. Emma sama sekali tak keberatan jika berlama-lama di tempat […]

“Di, kenalin ini istri gue, Emma.” Aku memperkenalkan Emma pada Diana tak lama setelah ia masuk ke dalam mobil yang sedang kubawa. “Hai Mbak Emma, saya Diana.” Sapa Diana dari bangku tengah dengan semangat. “Nggak usah pake Mbak, Emma aja.” Balas Emma santai. Jika dilihat dari umur, usia Emma dan […]

Aku menunggu Emma di ruang tengah sambil menonton TV. Sampai detik ini benar-benar tak ada satu huruf pun yang keluar dari mulutnya. Ia hanya menganggukkan atau menggelengkan kepalanya ketika aku menanyakan sesuatu. “Jadi, Ana itu sebenarnya siapa, Mas?” Emma memulai pertanyaan “menembak” ketika ia mendaratkan tubuhnya di atas sofa tepat […]

Setelah selesai sholat Magrib aku berusaha menghubungi Emma, tapi beberapa kali aku menghubunginya ia tak menjawab panggilanku. “Istri lo tahu kalo lo sering jenguk Ana?” Tanya Diana sambil merapikan hijabnya. “Tahu, waktu kedua kalinya gue jenguk Ana. Tapi untuk beberapa kali berikutnya dia nggak tahu karena gue pikir dia nggak […]

“Ayolah, Dam, cerita sama gue, Ana itu siapa lo?” Sifat ingin tahu Diana masih belum berubah. Meskipun pertanyaan itu membuatku sedikit risih, namun Diana mampu mencairkan suasana canggung kami karena sudah lama tak saling komunikasi dan keadaan kami yang sudah berbeda. “Ceritanya panjang, Di. Nanti kalo lo udah ketemu Ana, […]

“Mas, kemungkinan aku bakal seminggu lebih di Pangkalpinang.” “Ok, moga semuanya berjalan lancar. Oya ada paket nih, kok tumben sih aku nggak dikasih tau kalo kamu beli sesuatu?!” “Oh itu sudah sampe toh.” Jawab Emma singkat tanpa memberi tahuku apa yang sudah ia beli. “Jadi, kamu beli apa?” “Nanti juga […]

Ana berjalan dengan langkah pelan menuju ke arah kaca jendela, ke arahku. Mata kosongnya bertemu dengan mataku. Jantungku berdetak lebih cepat ketika Ana berdiri tepat di hadapanku yang dibatasi oleh kaca. Tak lama setelah itu, ia membungkukkan badannya yang ramping, mengambil setangkai batang bunga yang sudah kering, kemudian hilang dari […]

Aku membiarkan Bu Patra berada di sampingku. Kali ini usaha Mbak Putu untuk mengusirnya dariku tak berhasil. Sepertinya berada di sampingku membuat Bu Patra sangat nyaman. Ia justru kelihatan lebih tenang. “Bu Rina dan Pak Danny pernah mendatangkan seorang psikiater untuk Mbak Ana, tapi hasilnya nihil setelah dilakukan selama beberapa […]